Parade Hujan: Rasa Rindu yang Membawa Pulang ke Rumah

5 Juni 2023 18:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Parade Hujan di Singaraja Fest. Foto: Andrian Gilang Khrisnanda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Parade Hujan di Singaraja Fest. Foto: Andrian Gilang Khrisnanda/kumparan
ADVERTISEMENT
Namanya Parade Hujan. Band lama dengan nama baru. Dahulu mereka berada dalam satu naungan yakni Payung Teduh.
ADVERTISEMENT
Perubahan terjadi usai sang vokalis, Mohammad Istiqamah Djamad alias Is, memutuskan keluar dari Payung Teduh pada Januari 2018. Perbedaan visi jadi alasannya hengkang.
Ruang Tunggu yang dirilis pada 2017 menjadi album terakhir Payung Teduh bersama Is. Setelah itu, Is melanjutkan karier sebagai solois dengan nama panggung Pusakata. Dia merilis dua album, yaitu Dua Buku (2019) dan Mesin Waktu 2020 (2022).
Payung Teduh juga tetap berkarya selepas Is hengkang. Band yang terbentuk pada 2007 ini merilis album Mendengar Suara pada 2018.
Parade Hujan di Singaraja Fest. Foto: Andrian Gilang Khrisnanda/kumparan
Setelah beberapa tahun berpisah, Payung Teduh dan Is kembali dipertemukan di Synchronize Fest 2022. Dalam momen reuni itu, mereka belum menamakan diri Parade Hujan, tapi Pusakata x Payung Teduh.
Tentu ada proses yang harus dilalui sebelum memutuskan kembali tampil bersama. Is dan para personel Payung Teduh berbincang terlebih dahulu. Segala unek-unek disampaikan. Hingga ada persyaratan yang harus dipenuhi.
ADVERTISEMENT
“Ya sudah persyaratannya kalau mau main ada lagu baru dulu,” kata Is kepada kumparan saat ditemui di Singaraja Fest yang digelar di Keramas Aero Park, Gianyar, Bali.
Persyaratan itu diterima. Lagu baru akhirnya tercipta. Judulnya Datang. Lagu itu juga dibawakan oleh Pusakata x Payung Teduh saat tampil bareng dalam beberapa gelaran musik, termasuk Singaraja Fest.
“Single pertama dan dibawain pertama kali (saat) konsep reunian di Synchronize dan lanjut sampai hari ini,” tutur Is.
Musisi Is Pusakata (kedua kanan) tampil berkolaborasi dengan grup musik Payung Teduh pada hari kedua Synchronize Fest 2022 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (8/10/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto

Alasan Is 'Pusakata' Berkarya Bareng Parade Hujan

Pusakata x Payung Teduh kemudian bertransformasi menjadi Parade Hujan. Nama baru itu diumumkan lewat unggahan di akun Instagram Parade Hujan pada 16 November 2022. Unggahan perdana itu menampilkan potret para personel Parade Hujan, yakni Is, Aziz Turhan Kariko alis Comi, Ivan, dan Alejandro Saksakame alias Cito.
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk kembali bersama bukan tanpa alasan. Masing-masing personel punya alasan tersendiri. Is misalnya. Pria 39 tahun ini memutuskan untuk kembali bermusik dengan Comi, Ivan, dan Cito karena pertemanan. "Pertemanan di atas musik sih," ucapnya.
Sementara itu, Ivan memutuskan kembali bermusik bersama para personel Parade Hujan lainnya karena rasa rindu. "Rindu, masing-masing rindu, kangen," ujarnya.
Kemudian, Comi mengatakan, mereka bermusik bersama karena para personel masih lengkap dan bisa berkarya bareng-bareng.
"Kita habis melewati krisis, kan, dua tahun kemarin dan alhamdulillah masih dapat umur, masih bisa ketemu, masih bisa berkarya lagi, masih bisa main bareng lagi, bercanda-canda bareng lagi, itu sih yang paling penting," tuturnya.
Parade Hujan saat tampil di Singaraja Fest. Foto: Andrian Gilang/kumparan
Is mengatakan tidak butuh pertimbangan panjang ketika memutuskan untuk kembali bermusik bersama Ivan, Comi, dan Cito. Ibaratnya, ia tinggal membalikkan badan.
ADVERTISEMENT
Meski bermusik bersama Parade Hujan, Is tidak meninggalkan karier sebagai solois. "Rumah yang dulu ternyata masih ada. Jadi, sekarang punya dua rumah. Fokus utama gue Pusakata, tapi tidak meruntuhkan kinerja gue di Parade Hujan," kata Is.
Is mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan ketika dirinya dulu bermusik bersama Payung Teduh dan kini dengan Parade Hujan. "Enggak ada yang istimewa selain kita berteman lagi," tuturnya.
Meski begitu, ada hal yang ditekankan Is terkait karya yang dihasilkan Parade Hujan. Dia ingin karya mereka berkembang dibandingkan sebelumnya. Hal itu, menurut Is, disanggupi oleh rekan-rekannya.
"Tapi gue tidak mau musiknya tidak berkembang, jadi banyak tantangan yang gue lempar ke grup dan terutama teman-teman menyanggupi itu. Gue enggak mau kayak zaman Payung Teduh-lah, stagnan, gitu-gitu saja. Memang berat tapi harus dicoba," ucap Is.
ADVERTISEMENT