Paris Jackson: Ayah Saya Dibunuh

26 Januari 2017 9:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Paris Jackson (Foto: Instagram @parisjackson)
zoom-in-whitePerbesar
Paris Jackson (Foto: Instagram @parisjackson)
Paris Jackson (18), putri mendiang penyanyi legendaris Michael Jackson mengejutkan publik dengan pengakuannya belum lama ini. Dalam sebuah wawancara khusus dengan The Rolling Stone, adik Prince Michael Jackson II itu sangat yakin bahwa sang ayah yang berpulang pada 2009 silam bukan meninggal dunia karena mengonsumsi kombinasi obat-obatan yang mematikan, tapi karena dibunuh.
ADVERTISEMENT
"Dia (Michael) pernah bercerita tentang orang-orang yang memiliki rencana jahat padaya. Ia bilang, "Suatu hari mereka akan membunuh saya"," ungkap Paris menirukan kata-kata ayahnya.
Kekasih Michael Snoddy itu juga mengatakan kalau ayahnya adalah sosok yang hebat. Ia juga menyangkal isu kalau Michael Jackson bukan ayah biologisnya. Paris lahir pada 3 April 1998 dari Debbie Rowe, istri kedua Michael Jackson. Setelah Debbie dan Michael cerai pada 1999, hak asuh Paris dan adiknya, Michael Joseph 'Prince' Jackson diserahkan kepada King of Pop.
"Dia (Michael) adalah ayah saya dan selalu menjadi ayah saya. Mereka yang mengenal ayah saya dengan baik akan melihat jiwanya hidup dalam diri saya. Dan ya, itu terkadang menakutkan untuk mereka," sambung Paris.
ADVERTISEMENT
Paris masih berusia 11 tahun saat ayahnya meninggal karena serangan jantung akibat mengonsumsi obat-obatan.
"Sudah sangat jelas, (kematian Michael) adalah sebuah konspirasi. Mungkin terdengar seperti omong kosong belaka, namun seluruh penggemar setianya dan semua anggota keluarga tahu kalau itu (kematian Michael) adalah sebuah kebohongan," ucap Paris.
Dokter pribadi Michael, dokter Conrad Murray (63) memang telah dihukum karena terbukti melakukan pembunuhan secara disengaja dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Paris sendiri menyalahkan Murray atas kematian ayahnya. Namun, ia percaya ada sesuatu yang lebih jahat terjadi dan ia menginginkan keadilan.
"Saya benar-benar menginginkan keadilan. Ini adalah permainan catur dan saya mencoba memainkannya dengan benar. Itu saja yang bisa saya katakan saat ini," kata Paris.
ADVERTISEMENT
Paris juga mengatakan, sebelum ayahnya meninggal dunia, ayahnya merasa sangat kelelahan karena tengah menjalani persiapan tur comeback-nya yang bertajuk 'This Is It'.
Selain menceritakan ayahnya, keponakan Janet Jackson (50) itu juga mengaku pernah mengalami pelecehan seksual, depresi hingga berusaha untuk bunuh diri pada 2013 lalu.
"Saya merasa benar-benar gila. Saya melewati banyak hal, terutama depresi tanpa ada bantuan," tutup Paris.
Setelah Paris membeberkan kehidupannya pada The Rolling Stone, sejumlah media berusaha menghubunginya untuk mendapat cerita yang lebih lengkap. Sayangnya, Paris menolak untuk diwawancara lebih dalam. Melalui akun Twitter-nya, Paris menuliskan bahwa ia tidak akan menjawab pertanyaan apapun dari media. Manajer dan ibunya juga tidak akan memberikan jawaban.
ADVERTISEMENT