'Pasar Klewer' Persembahan Dwiki Dharmawan di BNI Java Jazz Festival

6 Maret 2017 2:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penampilan Dwiki Dharmawan di Java Jazz. (Foto: Annisa Maulida/kumparan)
Dentingan piano yang dilantunkan pianis sekaligus komposer Dwiki Dharmawan menggema di Hall A1 JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (5/3) sekitar pukul 23.15 WIB.
ADVERTISEMENT
Sesuai janjinya ketika ditemui di acara jumpa pers BNI Java Jazz Festival di Hotel Borobudur, Jakarta beberapa waktu lalu, Dwiki memperkenalkan album terbarunya yang berjudul 'Pasar Klewer' di atas panggung.
"Album ini dirilis November 2016. Review-reviewnya bagus ketika saya bawakan lagu-lagu saya di luar negeri," terang Dwiki ketika ditemui kumparan usai tampil di hari ke-3 BNI Java Jazz Festival 2017.
Lagu pertamanya adalah 'Forest'. Sejak awal tampil, nuansa etnik yang merupakan perpaduan musik tradisional Indonesia dan modern jazz sudah terasa.
Penampilan Dwiki Dharmawan bertajuk Pasar Klewer. (Foto: Annisa Maulida/kumparan)
'Frog Dance' menjadi lagu selanjutnya, disusul 'London in June' setelahnya. Lagu tersebut diakui terinspirasi dari cuaca di London yang cloudy oleh Dwiki. Padahal, cuaca di London saat itu seharusnya sudah mau memasuki musim panas.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu gelap dan dingin rasanya," ujar pria yang mengaku membawakan album 'Pasar Klewer' untuk pertama kalinya di pulau Bali Pada Desember tahun lalu.
Sebelum memainkan lagu selanjutnya, Dwiki memanggil teman asal Bandung, yakni seorang peniup suling sekaligus pemain rebab.
'Pasar Klewer' pun dibawakan oleh pria berusia 50 tahun itu dengan apik. Sesuai dengan namanya, lagu tersebut mewakili album terbaru itu.
Penampilan Dwiki Dharmawan bertajuk Pasar Klewer. (Foto: Annisa Maulida/kumparan)
Suasana pasar di siang hari, lengkap dengan lantunan musik Jawa terasa kental di lagu 'Pasar Klewer'. Di tengah lagu, tempo lagu berubah menjadi lebih cepat dan heboh. Suara suling dan rebab yang dihadirkan menambah kesyahduan penampilannya.
Meski sempat salah menekan tuts piano, aksinya yang secara bergantian ketika memainkan piano dan organ mengundang decak kagum penonton.
ADVERTISEMENT
Lagu terakhir, 'Spirit of Peace' pun dilantunkan. Lagu tersebut dikatakan Dwiki sebagai lagu perdamaian. Ia terinspirasi dari banyaknya pertikaian, pertentangan, dan peperangan yang terjadi di dunia.
"Saya membayangkan, susah sekali ya, umat manusia di dunia ini untuk berdamai satu sama lain. Saya pikir, hanya musik yang bisa memberikan respect dan toleransi terhadap hal itu," ungkapnya.
Ia menambahkan, teman satu bandnya ada yang berdarah Turki, Timur Tengah, Swiss, dan Italia. Karena itulah ia dan teman-teman ingin menyampaikan apa yang ada di dalam kepala mereka melalui lagu tersebut.
"Kami ingin menyampaikannya (lewat lagu 'Spirit of Peace') sebagai power untuk diplomasi, dan toleransi, serta respect satu sama lain melalui musik," ucap Dwiki.
Hal itu tentu berkaitan dengan gejolak yang tengah terjadi di Timur Tengah saat ini. Maka, tidak heran jika 'Spirit of Peace' kental akan nuansa Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada gejolak di belahan dunia lain, mungkin musiknya bisa lain-lain lagi," ujarnya. "Aduh, intinya kita bersatu deh, jangan perang-perangan terus," lanjut suami Ita Purnamasari ini.
Dwiki Dharmawan dalam aksi panggung Java Jazz. (Foto: Annisa Maulida/kumparan)
Saat Dwiki tengah membawakan lagu tersebut, keluarganya lengkap dengan kehadiran sang istri, yang duduk satu baris di depan kumparan. Ita sempat mengatakan bahwa 'Spirit of Peace' adalah lagu kebangsaan Dwiki. Dwiki pun mengiyakannya.
"Ya, dan lagu kebangsaan penonton juga. Lagu itu pertama kali diluncurkan tahun 2008 melalui album 'World Peace Orchestra'. Tapi, saya aransemen ulang untuk album 'Pasar Klewer'. Penonton di luar negeri sangat menyukainya," jelasnya.
Kualitas rekannya, Boris Salvodelli, yang mengisi vokal juga memperindah lagu tersebut. Teknik vokal yang diusungnya sukses membuat suara-suara yang menenangkan. Ya, Dwiki membuat suara-suara yang memberi kesan sedang berada di hutan, seperti suara burung dan lainnya.
Dwiki Dharmawan (Foto: https://www.facebook.com/Collaborating?fref=ts)
Di lagu itu, Dwiki juga mempersilahkan sang drummer untuk melakukan aksi solo dengan menciptakan nyanyian dengan suaranya. Setelah aksi tersebut menuai tepuk tangan penonton, ia meluncurkan aksi drum solo yang menutup penampilan Dwiki dan kawan-kawan malam itu.
ADVERTISEMENT
"Saya merasa senang menjadi penutupan untuk BNI Java Jazz Festival 2017," ucap Dwiki dengan wajah semringah.
"Saya mendatangkan langsung kawan-kawan musisi saya dari London, Inggris. Mereka senang tampil di sini, di festival musik sebesar ini. Insya Allah, musik saya diterima di dunia musik internasional," tutupnya.