Pelapor Video Syur Tanggapi Kabar Gisel Temui Hotman Paris: Ada Kepanikan

8 Desember 2020 9:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gisel Anastasia seusai diperiksa di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, (17/11). Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Gisel Anastasia seusai diperiksa di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, (17/11). Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
Gisella Anastasia alias Gisel belum lama ini disebut menemui pengacara Hotman Paris. Kabarnya, dalam pertemuan itu, penyanyi berusia 30 tahun tersebut menyampaikan perihal kehilangan handphone (HP) tiga tahun lalu. Juga soal adanya data yang telah dihapus, namun muncul kembali.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, beberapa waktu lalu, nama Gisel menjadi sorotan karena beredar video syur yang memperlihatkan sosok perempuan mirip dirinya. Mengenai ini dan kabar bahwa ia menemui Hotman Paris pun dinilai saling berkaitan oleh banyak orang.
Artis Gisella Anastasia usai diperiksa di Gedung Ditkrimsus Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/11). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Salah satunya oleh Pitra Romadoni, pelapor kasus penyebaran video syur mirip Gisel. Menanggapi kabar Gisel bertemu Hotman Paris, ia menilai adanya kepanikan.
"Selaku pelapor di Polda Metro Jaya, saya melihat di sini ada kepanikan yang mesti harus diselesaikan," ujarnya di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (7/12).
Pitra Romadoni berharap agar polisi bisa menyelidiki kabar tersebut. Termasuk dengan memanggil pihak yang menyebarkan kabar itu kepada publik, yang tak lain adalah Hotman Paris.
"Apabila suatu hal yang sifatnya rahasia akan tetapi disampaikan kepada publik, orang yang menyampaikan suatu rahasia kepada publik itu wajib diinterogasi oleh polisi, tujuannya apa, ya, apa ingin membuat perkara terang benderang, apakah ingin membuat kasus ini kabur atau tidak jelas," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih dalam upaya mencari siapa penyebar utama video syur mirip Gisel tersebut. Terkait itu, Pitra Romadoni kemudian meminta orang-orang yang terlibat agar segera mengakui dan meminta maaf.
"Kalau memang merasa orang itu dirinya, segeralah minta maaf kepada masyarakat Indonesia. Itu lebih mulia dibanding berkelit-kelit yang tidak pasti," pungkas Pitra Romadoni.