Pemakaman Aktor Nano Riantiarno Diwarnai Isak Tangis Istri dan Keluarga

21 Januari 2023 13:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Istri almarhum Ratna Riantiarno bersama keluarga saat menemani jenazah suaminya Nano Riantiarno di rumah duka di kawasan Bintaro, Jakarta, Jumat, (20/1/2023). Foto: Dok. Agus Apriyanto
zoom-in-whitePerbesar
Istri almarhum Ratna Riantiarno bersama keluarga saat menemani jenazah suaminya Nano Riantiarno di rumah duka di kawasan Bintaro, Jakarta, Jumat, (20/1/2023). Foto: Dok. Agus Apriyanto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Awan duka tengah menaungi dunia hiburan usai pendiri teater koma sekaligus aktor Nano Riantiarno tutup usia, pada Jumat (20/1). Nano pun dimakamkan di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor pada Sabtu (21/1).
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, istri Nano, Ratna Riantiarno dan keluarga tiba di lokasi pemakaman sekitar pukul 12.10 WIB. Saat ambulans tiba, peti jenazah Nano langsung diturunkan dan dibawa menuju liang lahat yang telah dipersiapkan.
Prosesi pemakaman pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor, Sabtu (21/1/2023). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Ratna beserta keluarga pun tampak mengiringi. Ia dan ketiga anaknya tampak mengikuti proses pemakaman Nano dengan penuh haru. Prosesi pemakaman dibuka dengan khotbah pendeta.
Selama prosesi pemakaman berlangsung, Ratna tampak tegar. Sesekali ia menyeka air mata yang jatuh ke pipinya. Namun, Ratna tak kuasa membendung kesedihan saat peti jenazah mulai diturunkan secara perlahan ke liang lahat.
Prosesi pemakaman pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor, Sabtu (21/1/2023). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Tangis Ratna pun pecah dan menambah keharuan di tengah prosesi pemakaman.
"Selamat jalan, mas Nano," kata Ratna sambil menangis dan melemparkan tanah merah ke dalam liang lahat.
Prosesi pemakaman pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor, Sabtu (21/1/2023). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Setelah itu, makam Nano mulai ditutup tanah merah. Keluarga pun kemudian berkumpul dan dipersilakan untuk berdoa serta menaburkan bunga di atas pusara.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Rangga putra sulung Nano dan Ratna sempat menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga dan para pelayat yang telah ikut mengantar mendiang Nano sampai ke peristirahatan terakhirnya.
"Saya mewakili keluarga besar, hanya bisa mengucapakan terima kasih kepada anda yang telah datang ke sini hari ini. Ayah kami tercinta ini bukan hanya milik kami, tapi juga milik banyak orang. Pernah menjadi bagian dari hidup banyak orang. Saya mewakili pak Nano dan keluarga besar ingin mengucapkan terima kasih sudah menghiasi hidup bapak saya. Semoga curahan cinta kita melancarkan perjalanan beliau menuju tempat yang lebih damai," ungkap Rangga.
Prosesi pemakaman pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor, Sabtu (21/1/2023). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Pemilik nama lengkap Norbertus Riantiarno lahir di Cirebon pada 6 Juni 1949. Semasa hidupnya ia dikenal sebagai aktor, penulis, sutradara, dan juga pendiri Teater Koma. Teater Koma adalah sebuah kelompok seni teater yang berdiri pada 1 maret 1977 di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Teater Koma adalah kelompok teater yang sampai sekarang masih menjadi salah satu kelompok teater paling produktif di Indonesia.
Semasa hidupnya, Nano juga tercatat pernah memenangkan penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia 1987 berkat skenario dalam film Jakarta Jakarta. Tak hanya Piala Citra, berkat sinetronnya yang berjudul Karina Nano juga berhasil menyabet penghargaan Piala Vidia 1987 di Festival Film Indonesia.
Pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Selain aktif di dunia teater, Nano juga telah menerbitkan beberapa karya tulisnya yang berjudul Cermin Merah (2004), Cermin Bening (2005), Cermin Cinta (2006), dan Ranjang Bayi (2008).
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya di usia 73 tahun, Nano diketahui menderita kanker.
Momen kebersamaan terakhir Nano bersama keluarganya terlihat pada postingan Instagram sang istri, Ratna Riantiarno, pada Hari Raya Natal, 25 Desember 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam foto tersebut, terlihat Nano dan keluarga dikunjungi oleh rekan-rekan Teater Koma. Nano juga terlihat terbaring di tempat tidur dengan tabung oksigen di sebelahnya.
Nano meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak yakni Satria Rangga Buana, Rasapta Candrika, dan Gagah Tridarma Prastya.