Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Jody Sumantri atau Jody 'Super Bejo' merupakan presenter dan komedian Indonesia yang amat terkenal di kalangan remaja era 90-an. Bersama rekan duetnya, Teuku Edwin, Jody sempat memproduksi berbagai acara radio dan televisi, bahkan terjun ke dunia tarik suara.
ADVERTISEMENT
Kini, Jody 'Super Bejo' sudah hijrah dan mulai mengurangi berbagai kegiatan yang bersifat duniawi semata.
Mari lihat perjalanan hidup Jody 'Super Bejo' dari awal berkarier di industri hiburan hingga mulai serius berhijrah.
1. Berawal dari IKJ
Setelah lulus dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Teuku Edwin menjadi tim kreatif Prambors untuk membuat acara-acara off air, seperti 'Tenda Mangkal' dan 'Pro Kamu'. Tidak mampu bekerja seorang diri, Edwin pun mengajak Jody Sumantri, teman seangkatannya di kampus, untuk juga bekerja di Prambors.
Edwin dan Jody semakin akrab dan kerap membuat berbagai acara off air bersama-sama. Puncaknya, Edwin dan Jody membuat acara 'Pesta' yang sempat beberapa kali tayang di Indosiar pada era 90-an.
ADVERTISEMENT
Program itu pula yang mempertemukan Edwin dan Jody dengan pelawak senior Harry 'Boim' de Fretes. Karier mereka pun terus menanjak dan laku keras menjadi host di berbagai acara televisi.
2. Super Bejo
Tidak cuma melawak, Jody juga membentuk grup musik Super Bejo, lagi-lagi bersama Edwin. Super Bejo di era 90-an sempat terkenal karena single 'Gue Ingin' yang bernuansa galau, tapi mengandung lirik ngocol dan mengocok perut.
Super Bejo memang jarang mengeluarkan karya. Bahkan mereka hanya diketahui memiliki satu album studio.
Pada 2011, Super Bejo baru merilis single lagi yang berjudul 'Kapan Kawin'. Meski tak berhasil sefenomenal 'Gue Ingin', video klip lagu itu cukup menarik perhatian dengan menghadirkan dua aktor besar tanah air, Mathias Muchus dan Didi Petet sebagai model video klip.
ADVERTISEMENT
3. Membangun kelab motor
Mengkoleksi motor adalah hobi Jody yang tidak bisa terganti hingga saat ini. Ia dan Edwin pernah membentuk kelab motor bernama 'Ahooy Geboy'.
Bersama kelab motor ini, Jody sering melakukan touring ke berbagai daerah di Indonesia. Selain touring, ia pun sering memberi penyuluhan terkait perawatan motor tua, seperti Vespa.
Namun, ketika sedang getol menjalani profesi sebagai presenter dan hobi touring bersama 'Ahooy Geboy', Jody justru jatuh sakit.
Penyakit pula yang akhirnya membuat pria berusia 49 tahun itu jarang melakukan touring beberapa tahun ke belakang.
4. Jatuh sakit
Pada 2016, tiba-tiba Jody jatuh dan ia dirawat di Rumah Sakit Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat. Dokter menyatakan bahwa Jody terkena serangan jantung akibat penyempitan pembuluh darah.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Edwin sempat bersaksi dan mengatakan bahwa ia tahu Jody pernah terkena serangan jantung ringan pada 1998. Karena serangan jantung itu, tim dokter pun memutuskan memasang ring di jantung Jody.
Hanya berselang satu tahun, Jody lupa diri dan kembali dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung. Di saat inilah Jody mulai sadar dan mendekatkan diri pada Tuhan.
5. Hijrah
Lama tidak muncul di layar kaca sebagai presenter atau penyanyi, Jody muncul dengan penampilan yang cukup berbeda.
Ia terlihat lebih kurus, dan lebih sering mengenakan kopiah di kepalanya. Jody menyampaikan bahwa ia mulai coba untuk menjauhi hal-hal duniawi untuk berhijrah.
Ia mengatakan bahwa niatan hijrah sudah ada sejak 2016, namun ia masih belum serius dan justru sempat suatu saat menghujat Tuhan karena tidak terima diberi penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Jody sudah mantap fokus hidup untuk Tuhan. Ia pun mulai menghapus tato-tato di tangannya dan kerap tampil mengenakan baju koko lengan panjang dan kopiah.
Demi menjauhi riba, Jody juga menjual rumah serta semua asetnya dan lantas memilih tinggal di rumah kontrakan. Menurutnya, hidup sederhana terasa jauh lebih nikmat dan menyenangkan.