Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Barry pun mengaku pernah bermain di acara-acara kerohanian agama lain. Dari sekian banyak acara kerohanian agama lain, ada satu pengalaman yang tidak pernah ia lupakan sampai sekarang.
"Gue pernah main di masjid di daerah Indramayu. Nama masjidnya Al Zaytun dan itu seperti komplek muslim terbesar, bukan cuma di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara," ujar Barry Likumahuwa , ketika ditemui di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Senin (20/5).
"Waktu itu di acara Tahun Baru Islam, 1 muharam tahun 2017. Gue ke sana sama komunitas gue sebagai bentuk toleransi, gitu," sambungnya.
Barry mengaku kagum dengan ramahnya umat muslim di daerah tersebut. Ia tidak merasa dijauhi atau terasing dan justru terus dijamu dan dianggap sebagai bagian dari keluarga.
ADVERTISEMENT
"Padahal yang dateng ke acara itu semua muslim dan banyak juga yang dari luar Jawa sampai kayak tidur di musala, gitu. Ya, itulah yang gue maksud, keberagaman itu bukan untuk memecah belah tapi jadi satu hal yang harus dirayakan," ungkap Barry.
Selama bermain di acara itu, Barry dan teman-teman akhirnya juga mengikuti berbagai tradisi umat muslim. Ia melakukan itu sebagai bentuk penghormatan karena telah disambut dengan baik.
"Di sana yang (tim) perempuan pada pakai kerudung, gitu. Pokoknya serulah," tuturnya.
Bukan cuma sekali, Barry bermain di acara keagamaan muslim. Ia juga beberapa kali dipercaya untuk menjadi bintang tamu di acara tahunan, Ramadhan Jazz Festival, yang biasa digelar di halaman Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
"Gue juga setiap tahun selalu diundang untuk main di acara tahunan salah satu masjid. Tapi, tahun ini memang gue enggak bisa main di sana karena lahiran anak pertama kan. Tapi biasanya selalu," tutup Barry Likumahuwa .