Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Film 'Dua Garis Biru' akan segera bisa dinikmati penonton Tanah Air pada 11 Juli mendatang. Namun, di balik itu semua, rupanya film garapan Gina S Noer itu melewati proses yang cukup panjang, yakni sekitar 9 tahun.
ADVERTISEMENT
Gina mengaku bahwa ide film tersebut muncul pada tahun 2009. Kala itu, cerita Gina langsung mendapat respons yang positif dari sutradara Chand Parwez. Pada tahun 2010, Gina bahkan sudah mulai menulis draft pertama dari cerita tersebut.
“Saya sebagai penulis yang menyebalkannya amit-amit, enggak menyelesaikan tulisan saya. Tiap ketemu Pak Parwez, ditanya di mana pun, ‘Gimana ‘Dua Garis Biru’?’ selalu konsisten nanya,” kata Gina ketika ditemui di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (27/6).
Hingga akhirnya, ada satu titik di mana Gina merasa benar-benar harus menyelesaikan cerita tersebut. Di tahun 2018, Gina akhirnya melanjutkan penulis cerita film 'Dua Garis Biru'.
Bukan hanya sebagai penulis, Gina bahkan diminta untuk menyutradarai langsung film tersebut. “Saya sendiri enggak bisa tidur, baru kali ini sebagai sutradara rasanya kayak mau melahirkan dan lebih stres daripada mau nikah,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Meski menunda cukup lama, Gina mengaku tak menyesal. Sebab, seiring berjalannya waktu, Gina justru mendapat banyak pelajaran hidup yang membuatnya semakin matang memahami kebijaksanaan sebagai orang tua.
“Saya enggak nyesel. Perjalanan saya sebagai orang tua, ada kebijaksanaan yang enggak bisa dibohongin ketika jadi orang tua untuk bayi dan orang tua untuk remaja,” jelasnya.
“Apa, sih, yang dibutuhkan oleh seorang anak? Value yang ada dalam film ini adalah value yang saya akan kasih ke anak-anak saya. Makanya, itu pemikirannya lama,” tambahnya.
Secara garis besar cerita, memang tak terlalu banyak perubahan dari draft pertama. Namun, yang paling pokok adalah perubahan nama karakter, yakni sosok Dara dan Bima yang dulunya bernama Keke dan Aran. Menurut Gina, hal tersebut dikarenakan dirinya ingin menghadirkan sebuah karakter dengan nama yang filosofis.
ADVERTISEMENT
“Saya baca sepersekian detik, saya butuh nama secara filosofis terdengar baru saja, kayak saya suka saja namanya Dara. Selain itu juga, karena saya suka Rhoma Irama, ‘Darah muda darahnya para remaja’,” terang Gina.
Gina melanjutkan, pertemuannya dengan Angga Yunanda dan Zara 'JKT48' membuat rasa sesalnya hilang.
“Untung gue nunggu lama, kalau enggak, Angga dan Zara belum lahir,” ucap Gina.
Sementara itu, produser, Chand Parwez, mengatakan bahwa 'Dua Garis Biru' adalah film yang penting. Hal itu yang menjadikan dirinya terus mendesak Gina agar bisa menyelesaikan penulisannya. Bahkan baginya, penantian 9 tahun bukanlah masa yang panjang.
“Sembilan tahun bukan waktu yang panjang. Film seperti ini perlu persiapan yang matang. Ini film yang bisa bikin kita baper. Yang penting, film ini mengajak kita untuk mempersiapkan diri siapa pun,” kata Parwez.
ADVERTISEMENT
Parwez tentu mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat. Parwez juga kagum pada keberanin Gina yang mau menyutradarai langsung film tersebut.
“Ketemu koneksinya yang tahu marwahnya film ini hanya Gina. Sempat (Gina) nyari orang, saya ketawain saja. Saya diem saja, dalam hati, 'Enggak akan kejadian (Gina bisa menemukan sutradara)', dan akhirnya persis,” ujarnya.
'Dua Garis Biru' bercerita tentang Dara (Zara JKT 48) dan Bima (Angga Yunanda), yang merupakan sepasang kekasih. Namun, hubungan mereka akhirnya melanggar batas tanpa mengetahui konsekuensinya. Ketika Dara akhirnya hamil, Bima pun berusaha menjadi pasangan yang tepat untuk Dara.