Perankan Amir Hamzah, Lukman Sardi Belajar soal Cinta dan Memaafkan

13 Januari 2019 11:31 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukman Sardi. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Lukman Sardi. (Foto: Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
Lukman Sardi terlibat dalam pementasan teater bertajuk ‘Nyanyi Sunyi Revolusi’. Dalam pertunjukan yang disutradarai oleh Iswadi Pratama tersebut, ia berperan sebagai Amir Hamzah, salah seorang sastrawan angkatan Pujangga Baru.
ADVERTISEMENT
Aktor berusia 47 tahun itu melakukan berbagai cara demi mendalami karakter tersebut. Dengan melakukan riset, salah satunya. Meski belum berkesempatan untuk bertemu keluarga dari sang penyair, melalui riset, ia berhasil mengetahui banyak hal seputar kehidupan Amir Hamzah.
“Saya baca dari buku-buku yang menulis tentang dia. Dari tulisannya saja, saya banyak dapat sentilan, di mana kita hanya tahu kalau Amir Hamzah penulis yang bagus dengan karyanya, tapi ternyata perjalanan hidupnya begitu sulit dan kompleks,” ujar Lukman saat ditemui di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1).
Lukman Sardi  (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Lukman Sardi (Foto: Munady)
Tak hanya memahami lebih jauh lagi mengenai Amir Hamzah, pemain film 'Orang Kaya Baru' tersebut juga mempelajari banyak hal baru dari riset yang dilakukannya.
“Terlebih soal cinta, rasa, dan memaafkan. Bagaimana hal itu bisa membuat segala sesuatu menjadi jauh lebih baik lagi,” ucap Lukman Sardi.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, tantangan tentu dirasakan pula oleh Lukman dalam melakoni perannya. Selain harus berbicara dengan suara yang lantang tanpa mengurangi emosi yang harus dikeluarkan, ia juga dituntut untuk memiliki pemahaman yang baik terhadap karakter dan jalan cerita.
“Kadang-kadang, di panggung itu kami terjebak dengan tuntutan suara yang keras, tapi juga harus dibalut dengan emosional yang kuat. Nah, ini salah satu kesulitan tersendiri,” tutur Lukman.
Lukman Sardi (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Lukman Sardi (Foto: Munady)
Lantas, apa yang menjadi harapan Lukman dari adanya pementasan teater ‘Nyanyi Sunyi Revolusi’ tersebut?
“Satu, sastra Indonesia semakin dicintai. Kedua, kita belajar bahwa tokoh-tokoh bukan hanya dari politik, tapi juga ada tokoh yang mengajarkan kita untuk bisa bagaimana saling mencintai dan memaafkan,” tandas Lukman Sardi.
ADVERTISEMENT
Pertunjukan teater ‘Nyanyi Sunyi Revolusi’ berkisah mengenai Amir Hamzah dan cintanya terhadap manusia serta negaranya. Akan dipentaskan pada 2 dan 3 Februari mendatang di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), tiket pementasan tersebut dibanderol Rp 250 ribu untuk kelas 2, Rp 400 ribu untuk kelas 1, Rp 500 ribu untuk VIP, dan Rp 600 ribu untuk VVIP.