Perempuan, Kekerasan, dan Setan

24 Oktober 2017 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film horor Pengabdi Setan besutan Joko Anwar sudah ditonton lebih dari 3 juta orang sejak pertama kali dirilis hampir sebulan lalu, 28 September. Hingga kini, euforia kengerian yang ditimbulkan film itu masih begitu terasa.
ADVERTISEMENT
Satu sosok yang menonjol dan mengirim efek teror kepada penonton itu adalah Ibu, yang diceritakan bernama Mawarni Suwono--penyanyi lawas yang sakit, sekarat, mati, dan menghantui keluarganya sendiri.
Karakter Ibu Setan ini begitu melekat di benak penonton. Ia dirias sempurna, dengan rambut panjang terurai (kebetulan rambut Ayu memang panjang tergerai), membawa lonceng dengan denting khas (anda bisa membeli lonceng semacam itu kini untuk menakut-nakuti orang), hingga matanya yang membelalak.
Ibu “Pengabdi Setan”. (Foto: @jokoanwar/Twitter)
“Saya mencari pemeran ibu yang bisa mengubah sesuatu yang sangat sederhana menjadi karakter yang bisa dibawa orang pulang ketika mereka selesai menonton,” kata Joko Anwar, sang sutradara, ketika berbincang dengan kumparan, Kamis malam (19/10).
Ia berhasil. Tentu Pengabdi Setan bukan satu-satunya horor yang menampilkan hantu perempuan dalam filmnya. Deretan film lain seperti Si Manis Jembatan Ancol (1973) hingga Tali Pocong Perawan (2008) juga menampilkan karakter hantu perempuan--dalam balutan sensual.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemeran Ibu dalam Pengabdi Setan, Ayu Laksmi sendiri menganggap perempuan masih banyak dilihat sebatas “tubuh”. Tak hanya dalam masyarakat, namun juga penggambaran yang muncul di film.
Bagaimana sebetulnya latar belakang “munculnya” hantu perempuan Indonesia? Dan seperti apa penggambaran hantu perempuan dalam film horor Indonesia? Simak ulasannya di kumparan, Kamis, 26 Oktober 2017.
Nantikan pula wawancara khusus kumparan bersama Ayu Laksmi dan Joko Anwar.
#IbuDatangLagi
Perempuan, Kekerasan, dan Setan. (Foto: Prima G/kumparan)