Perjalanan Hijrah Cat Stevens Menjadi Yusuf Islam

Cat Stevens atau Yusuf Islam. (Foto: AFP/Jorge Fucia)

Terinspirasi The Beatles, Steven Demetre Georgiou mulai tertarik untuk menjadi seorang musisi. Di usia 15 tahun, ayahnya memberinya sebuah gitar sederhana yang ia gunakan untuk memperdalam musik.

Pada 1966, Georgiou yang sebelumnya hanya menjadi penyanyi dari kafe ke kafe mulai dilirik produser bernama Mike Hurst. Menggunakan nama panggung Cat Stevens, lagu perdana ciptaannya, 'I Love My Dog', pun bertengger di posisi 50 besar UK Single Chart.

Pada 1968, karier Stevens terus melejit dan ia pun berkesempatan untuk tur dunia bersama gitaris legendaris, Jimi Hendrix. Tak hanya itu, ia pun menelurkan banyak karya hebat lainnya, seperti 'Father and Son', 'The First Cut is the Deepest', dan 'Moonshadow', yang semuanya berirama folk rock.

Sayang, karier Stevens hancur saat dirinya divonis mengidap TBC pada 1969. Ia pun semakin sering bermeditasi, yoga, dan mempelajari agama-agama. Sampai terciptalah sebuah album 'Buddha and the Chocolate Box' (1974) sebagai hasil representasi dari meditasinya.

Tahu sang adik senang mempelajari ilmu agama, kakak Stevens yang menganut Judaisme, David Gordon, memperkenalkannya pada Alquran. Semakin lama mempelajari, Stevens pun kian dekat dengan Allah, hingga pada 1978 ia pun mantap menjadi mualaf.

Mengganti namanya menjadi Yusuf Islam, ia sempat hampir tiga dekade fokus berhijrah dan meninggalkan dunia musik yang selama ini digelutinya. Yusuf hanya bermain musik untuk acara-acara amal atau pun keagamaan, tanpa mencipta karya populer.

Namun, sejak merilis 'Indian Ocean' pada 2005, kini Yusuf sudah kembali membuka dirinya pada dunia hiburan. Lagunya, 'Father and Son', bahkan menjadi salah satu soundtrack untuk film 'Guardians of the Galaxy Vol. 2' (2017).