Perjalanan Sandhy Sondoro, Pengamen yang Sukses Tembus Musik Dunia

12 Desember 2019 12:15 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Throwback Sandhy Sondoro foto: infografik: Sabryna Putri Muviola/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Throwback Sandhy Sondoro foto: infografik: Sabryna Putri Muviola/kumparan
ADVERTISEMENT
Tepat hari ini, Kamis (12/12), penyanyi kenamaan Indonesia, Sandhy Sondoro, merayakan ulang tahun ke-46. Selama ini, Sandhy sudah menuai berbagai prestasi, mulai dari menang di ajang kompetisi menyanyi internasional hingga mengharumkan nama Indonesia di kancah musik jazz dunia.
ADVERTISEMENT
Untuk merayakan ulang tahun Sandhy, mari lihat perjalanan kariernya sejak dulu hingga kini. Sebelum meraih kesuksesan besar, Sandhy ternyata sempat melewati hari-harinya sebagai pengamen jalanan loh!
1. Dari ngamen hingga kompetisi ajang pencarian bakat di Jerman
Sejak remaja, Sandhy Sondoro memang sudah menggilai musik, khususnya classic rock, seperti Van Halen dan Mr. Big. Sempat tinggal di California bersama sang paman setelah lulus SMA, Sandhy mulai coba peruntungan menimba ilmu arsitektur di Jerman.
Karena tidak punya keluarga dekat di Jerman, Sandhy mulai coba mencari uang dengan cara mengamen di jalan-jalan kota Biberach an der Riss. Karena memang suaranya bagus dan berkarakter, ia acap kali diajak tampil di bar serta bertemu dengan orang-orang yang tentunya jauh lebih berkelas
ADVERTISEMENT
Koneksi yang kian luas membuat Sandhy dipercaya untuk menjadi headliner di beberapa festival musik Jerman, termasuk Bode Museum Isle Festival.
Pada 2007, ia memberanikan diri untuk ikut di ajang kompetisi bernyanyi serupa American Idol, SSDSDSSWEMUGABRTLAD di ProSieben TV.
Meski hanya berhasil menembus lima besar, nama Sandhy sudah terlanjur tersohor di berbagai negara Eropa. Karena semakin sering tampil di televisi, Sandhy pun mampu mempromosikan single buatannya sendiri yang bertajuk 'Down on the Streets'.
2. Satya Lencana Karya Satya hingga bersanding dengan Celine Dion di Amerika Serikat
Karena single buatannya sukses di pasaran, Sandhy memberanikan diri untuk merilis album perdana bertajuk 'Why Don't We' (2008) yang digarap secara independen. Ia pun menerima tawaran berkolaborasi dengan grup Dublex Inc. dari Jerman untuk sumbang suara di single 'Shine' yang sukses menembus tangga lagu di sejumlah radio di kota-kota besar Eropa, termasuk Berlin, Madrid, dan Paris.
ADVERTISEMENT
Karena sudah memberi banyak sumbangsi di dunia musik, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin memberi Sandhy penghargaan Satya Lencana Karya Satya pada 2008. Meski orang-orang selalu mengira Sandhy memiliki darah afro-American, ia selalu memperkenalkan diri sebagai orang Indonesia.
Satu tahun berselang, Sandhy coba peruntungan di ajang kompetisi bernyanyi New Wave International Contest of Young Pop Singers di Jurmala, Latvia.
Di salah satu ajang paling prestisius di kawasan Eropa Timur itu, Sandhy berhasil mendapat nilai sempurna dan lagu ciptaannya yang bertajuk 'End of the Rainbow' terpilih sebagai lagu terbaik.
Keberhasilan di New Wave International Contest of Young Pop Singers sukses membuat Sandhy Sondoro terkenal hingga Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Pencipta lagu tersohor asal Amerika Serikat, Diane Warren, pun mengundangnya untuk tampil di The Palladium Theatre Hollywood dan bersanding dengan banyak musisi tersohor, mulai dari Celine Dion, Cher, Jane Fonda, Pattin Austin, hingga Toni Braxtion.
3. Jazz in the City membawa Sandhy pulang ke Indonesia
Bukan cuma ke Amerika Serikat, kisah kesuksesan Sandhy juga sampai ke telinga penikmat musik jazz dan soul di Indonesia. Dua lagu karyanya, 'End of the Rainbow' dan 'Malam Biru', pun masuk dalam album kompilasi 'Jazz in the City' keluaran Sony Music.
Sandhy akhirnya merilis album perdana di Indonesia pada 2010. Single 'Malam Biru' menjadi hit single andalan yang melambungkan namanya begitu tinggi di industri musik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Satu tahun setelahnya, ia merilis album 'Find the Way' dengan hit single bertajuk 'Tak Pernah Padam'. Berkat lagu itu, ia sukses membawa pulang tiga piala di ajang AMI Awards 2011.
Hingga saat ini, Sandhy telah merilis total enam album. Terakhir, ia merilis album 'Beautiful Soul' pada 2018 yang berisikan total 11 lagu, termasuk 'Jakarta Blue' berkolaborasi dengan Once Mekel, serta 'Sampai Usai Waktu' karya duetnya dengan Monita Tahalea.
4. Membentuk supergroup, Trio Lestari
Tidak cuma sibuk bersolo karier, ia juga membentuk supergroup ala Il Divo bernama Trio Lestari. Ia membentuk grup itu bersama Glenn Fredly dan Tompi pada tahun 2013.
Bersama Trio Lestari, Sandhy sempat merilis satu album bertajuk 'Wangi' yang berisikan total sembilan lagu pada 2014. 'Gelora Cinta' adalah single andalan dari lagu itu dan ada pula satu karya aransemen ulang 'Nurlela' ciptaan Bing Slamet.
ADVERTISEMENT
Trio Lestari juga sempat memiliki acara musik sendiri di salah satu televisi swasta di Indonesia. Di acara itu, Trio Lestari biasa berkolaborasi dengan banyak artis ternama.
Tahun lalu, Trio Lestari merilis single 'Takdir Itu Kamu'. Video klip dari single itu dikerjakan sendiri oleh Tompi yang memang sejak beberapa tahun terakhir aktif mempelajari seni fotografi.
5. Juri kompetisi bernyanyi dan penghargaan internasional
Sempat menjadi juara di ajang pencarian bakat internasional menjadi salah satu modal utama Sandhy dalam berkarier di Indonesia. Jika dulu ia harus tampil di hadapan juri, pada 2018 ia dipercaya untuk menjadi juri yang menyeleksi kontestan.
Ia menjadi salah satu juri di ajang kompetisi menyanyi digital bertajuk JOOX Karaoke Superstar 2018. Kala itu, ia disandingkan dengan Tantri dari band Kotak dan Baim 'The Dance Company' yang dahulu sempat memperkuat ADA Band.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, Sandhy diundang untuk hadir di acara bertajuk The First Ceremony of the International Professional Music Awards "Bravo" atau Bravo Awards yang berbasis di Rusia.
Mentor ajang pencarian bakat musik karaoke digital ini memperoleh penghargaan untuk kategori musik populer dalam ajang The First Ceremony of the International Professional Music Awards “Bravo” di Moscow pada 2018 silam.
Bersanding dengan banyak musisi kelas atas dunia, seperti Duran Duran, Zaz, Seal, Europe, dan Eros Ramazzotti, di ajang itu Sandhy menyanyikan lagu 'End of the Rainbow'.
Bukan cuma tampil, Sandhy Sondoro juga memenangkan salah satu penghargaan bergengsi di ajang itu, yakni 'The Best Foreign Artist of 2018'. Di tahun sebelumnya, Sandhy juga sempat memenangkan penghargaan di Rusia, yakni 'The Grand Prix Winner' di festival musik White Nights of St. Petersburg.
ADVERTISEMENT