Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pernah Jadi Korban Bullying, Chikita Meidy: Ibu Jadi Psikolog Terbaikku
30 November 2023 11:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perundungan diterima pelantun lagu Kuku ku itu lantaran dulu Chikita Meidy banyak disibukkan dengan pekerjaannya di dunia tarik suara.
Banyaknya tawaran bernyanyi kala itu membuat Chikita akhirnya jarang datang ke sekolah. Dari situ muncul kecemburuan dari teman-temannya.
"Ada satu hal di mana perlakuan bullying yang aku alami itu adalah verbal, berarti secara omongan. Omongan itu bisa cacian, bisa suruhan, bisa hate speech, pokoknya ujaran yang menggerakkan satu komunitas untuk kayak olok-olok si Chiki," kata Chikita di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (29/11).
Chikita Meidy Pendam Rasa Sakit saat Jadi Korban Bullying
Tak hanya secara verbal, tindakan iseng lain juga sempat diterima Chikita dari temannya. Akibat kejadian itu, Chikita mengaku sempat bingung akan menceritakan ke siapa pengalamannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya, perempuan 33 tahun itu memilih untuk memendam rasa sakit hatinya sendiri sampai remaja.
"Kadang dikasih bangkai kecoa, yang sudah tidak bernyawa dimasukkan. Alat salat aku dilempar ke genteng, atau apa segala macam. Akhirnya aku kayak bingung mau berteman sama siapa, kok menganggap aku beda," tutur Chikita.
"Aku cuma bilang, 'masa dari karya-karya aku kok respons anak-anak seperti ini?' Dan aku enggak bilang ke siapa-siapa karena sudah terlalu sibuk dengan kehidupan Chikita saat itu," sambungnya.
Ibu Jadi Sosok Penting unutk Chikita Meidy
Akibat perlakuan yang diperolehnya, Chikita tumbuh menjadi orang yang selalu khawatir dengan perasaan orang lain. Ia takut orang lain tak sejalan dengan pendapat atau permintaannya.
"Aku jadi tumbuh dengan orang yang enggak enakan. Apa-apa mau membahagiakan semua orang, ya dulu padahal batinku tersiksa," ungkap Chikita.
ADVERTISEMENT
Beruntung, sang ibu mampu hadir menjadi jawaban dari doa-doanya. Ibu menjadi sosok penting bagi Chikita untuk menyembuhkan sakit masa lalu yang ia alami.
"Akhirnya mamiku juga mengetahui paling terakhir, akhirnya dia jadi garda terdepan untuk mencoba nih kenapa sih di sekolah kayak gini? ya sedikit-sedikit teratasi. Psikolog terbaikku adalah ibuku sendiri," kata Chikita.