Pernah Tak Naik Kelas, Ovy '/rif' Pilih Jadi Musisi

3 Desember 2019 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ovy /rif ditemui di konferensi pers acara ‘Sixerhood Celebration 2019, Selasa (3/12). Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ovy /rif ditemui di konferensi pers acara ‘Sixerhood Celebration 2019, Selasa (3/12). Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
ADVERTISEMENT
Gitaris band /rif, Ovy, pernah memiliki pengalaman yang kurang baik, saat masih duduk di bangku SMA. Dia mengaku pernah tidak naik kelas.
ADVERTISEMENT
Kejadian tersebut terjadi saat pemilik nama Noviar Rachmansyah ini duduk di bangku kelas dua di SMA 6, Jakarta Selatan. Padahal, sebelumnya, dia cukup baik di kelas.
“Sebelumnya saya ranking, ya walaupun 12. Ayah saya paling semangat ambil rapor saya,” ujar Ovy '/rif' saat ditemui di konferensi pers acara ‘Sixerhood Celebration 2019’ di kawasan Panglima Polim III, Jakarta Selatan, Selasa (3/12).
Namun, saat pria yang kini berumur 53 tahun ini naik ke kelas dua SMA, ada banyak hal yang menyebabkan dirinya menjadi malas sekolah. Hingga akhirnya, dia tinggal kelas.
“Waktu kelas 2 itu justru banyak kejadian lah, termasuk kejadian di rumah yang tidak menyenangkan, di sekolah juga enggak semangat, segala macam, akhirnya malas sekolah, bolos sampai akhirnya ternyata kejadian enggak naik (kelas),” katanya.
ADVERTISEMENT
Ketika orang tua Ovy mengetahui putranya tidak naik kelas, mantan suami Titi DJ ini bisa melihat kekecewaan yang terpancar dari ayah dan ibunya. Saat itu, tak terpikir oleh Ovy bahwa dia tidak akan naik kelas.
“Saya banyak bolos satu semester alfanya sampai 100. Saat ambil rapor ternyata, enggak naik. Itulah kekecewaan orang tua. Saat ambil rapor, enggak ngomong apa-apa langsung masuk mobil. Saya enggak berani ngomong apa-apa,” ucapnya.
Ovy /rif ditemui di konferensi pers acara ‘Sixerhood Celebration 2019, Selasa (3/12). Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
Setelah kejadian itu, Ovy pun menyesal. Ketika libur selama hampir satu bulan, dia tidak berani keluar dari kamarnya, untuk bertemu dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
“Saya enggak berani, kayak enggak punya muka buat ke luar rumah saat itu. Bukan ke luar rumah, turun ke bawah juga enggak berani, ‘kan kebetulan (kamar) di atas, mau turun ke bawah untuk ketemu orang tua saja rasanya sudah berat, sampai makan dikasih ke atas,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selama berada di kamar, Ovy sering memainkan gitarnya. Hal itulah yang membuat dirinya mulai semangat untuk mendalami dunia musik.
“Ada gitar di situ, saya ambil, kerjanya cuma main gitar dari bangun tidur, sampai tidur lagi. Tangan sampai berdarah-darah, sakit gitu,” ungkap Ovy.
Memasuki tahun ajaran baru, Ovy kembali bersekolah. Namun, dia tetap duduk di bangku kelas dua SMA dan bertemu dengan teman-teman baru. Untungnya, teman-teman dia yang sudah naik ke kelas tiga, masih menyemangatinya.
“Terus, akhirnya dari situ mulai ketemu si A, B, C, akhirnya jadi bikin band, akhirnya manggung di Pansos tahun ‘84 dan pada saat itu sih, sama teman-teman sekolah saja. Ada teman sekelas, kelas sebelah, angkatan di atas saya,” imbuh Ovy '/rif'.
ADVERTISEMENT
“Waktu itu, bawainnya cuma lagu-lagu The Beatles saja, terus ya pada saat itu manggung sudah ada yang modern band, angkatan di atas kita, mereka juga rajin manggung di Pansos. Jadi, saat itu bisa manggung rasanya bangga banget,” lanjutnya.