Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Jenazah Rudy Badil sudah dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). Ia meninggalkan seorang istri dan juga anak semata wayang, Banu Adikara.
ADVERTISEMENT
Meski sedih lantaran ditinggal sang ayah tercinta, namun di sisi lain, Banu merasa lega karena Rudy tak lagi merasa kesakitan.
"Ya akhirnya dia sekarang bisa beristirahat dengan tenang. Tinggal saya yang meneruskan ide-idenya dia. Tinggal kami berdualah yang nerusin," ujar Banu, di lokasi pemakaman.
Satu hal yang disesali oleh Banu adalah saat sang ayah tak bisa menyaksikan langsung pernikahannya yang rencananya akan digelar bulan depan.
Bahkan, tadinya Banu sudah berencana mempercepat pernikahan saat Rudy masih terbaring lemah di ICU. Sayang, sebelum hari bahagianya Banu, Rudy Badil sudah terlebih dulu berpulang.
Tak ada banyak pesan yang disampaikan Badil--panggilan akrab Rudy Badil-- kepada Banu. Ia hanya meminta anaknya kelak menjadi suami yang baik.
Selain itu, Badil juga diminta untuk menjaga ibunya tercinta, Xenia Moeis.
ADVERTISEMENT
"Saya harus jagain ibu saya. Karena sejak kecil kan dia (Badil) pelancong ya, kemana mana. Dia jarang di rumah. Dari saya umur 3 tahun pasti selalu itu (pesannya) 'kamu jagain ibu di rumah' dan sampai kami terakhir komunikasi pun pesannya masih itu," beber Banu.
Dalam kesempatan ini, Banu menjelaskan bahwa mendiang ayahnya suka menulis. Hal itu pula yang mengantarkan Banu akhirnya menjadi wartawan. Selain itu, Badil juga menginspirasi Banu untuk naik gunung.
"Dari kecil di doktrin betul-betul bagaimana saya harus mencintai alam. Bagaimana saya tidak boleh memikirkan diri saya sendiri. Karena saya anak tunggal, saya harus bisa bersosialisasi. Saya harus mikirin orang lain dan semua itu saya belajar dari dia dengan cara naik gunung," tutupnya.
ADVERTISEMENT