Potret Jakarta dari Coretan Moammar Emka

20 Januari 2017 21:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Moammar Emka (Foto: Youtube @demi istri production)
zoom-in-whitePerbesar
Moammar Emka (Foto: Youtube @demi istri production)
Senyum lebar Moammar Emka (42) merekah ketika kumparan menghampiri pria berkacamata itu di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan. Dengan wajah berseri-seri, Emka, panggilannya akrabnya, dengan senang hati menjelaskan inti dari film yang diangkat dari bukunya, 'Jakarta Undercover'.
ADVERTISEMENT
"'Jakarta Undercover' sekarang sudah bukan fantasi lagi. Sekarang lebih luas, lebih variatif, dan lebih banyak mengangkat isi dari bukunya," terang pria yang juga pemerhati gaya hidup tersebut.
Dunia malam adalah adalah tema utama yang diangkat Emka dalam buku terakhirnya. Menurutnya, dunia malam yang terkenal akan keliarannya itu memiliki banyak hal yang berhubungan dengan 'Jakarta Undercover'. Kekerasan, narkoba, seks, dan hadirnya para wanita penghibur adalah empat elemen yang disajikan Emka pada bukunya.
Buku pertamanya merupakan hasil riset Emka terhadap sisi lain Jakarta tercinta selama 6 tahun. Buku kedua dan ketiganya masing-masing hanya memakan waktu dua tahun untuk digarap. Memasuki buku terakhir, Emka membutuh waktu cukup lama, yakni 8 tahun.
ADVERTISEMENT
"Alasannya, karena saya ingin membuat ceritanya menarik. Kalau bahan kan, sudah lengkap. Karena nantinya, para pemainnya harus menjiwai peran yang dimainkan. Maka dari itu, untuk adegan dance, mereka (aktor dan aktris) latihannya mencapai satu bulan lebih. Ya, mereka benar-benar dimatangkan saat workshop," ujar Emka yang juga produser eksekutif film 'Jakarta Undercover'.
Ada pertanyaan yang hadir di kepala. Peluncuran film 'Jakarta Undercover' pada bulan Februari berbarengan dengan momen Pilgub DKI Jakarta. Apakah ada kaitannya?
"Kebetulan promo 'Jakarta Undercover' dirasa tepat kalau dijalankan pada bulan Februari 2017. Jadi ya, nggak sengaja berdekatan dengan momen pilkada. Kalau temanya bersentuhan, ya, itu hanya kebetulan. Ya, di film ini memang ada potret pejabat nakal, pejabat korupsi, dan kekerasan pada perempuan juga, sih. Jadi, wajar kalau bersinggungan," jelas Emka.
ADVERTISEMENT
'Jakarta Undercover' kini akan sangat berbeda dengan film pertamanya di tahun 2007. Pergeseran budaya kembali dibahas oleh Emka. Contohnya, kehadiran para pekerja seks komersial yang semakin merajalela yang dulunya masih sembunyi-sembunyi kini sudah berani menampakkan diri di hadapan publik, mulai dari kelas bawah hingga kelas atas.
Emka yang berharap film 'Jakarta Undercover' mampu mendapatkan lebih dai 1 juta penonton menambahkan, bukunya akan segera terbit pada bulan Februari mendatang dengan berbagai kejutan-kejutan di dalamnya.
"Bukunya akan terbit pada Februari awal dengan sentuhan yang baru. Tetap non-fiksi, tapi ada tokohnya. Kalau buku yang dulu kan, nggak ada tokohnya. Tokohnya banyak," kata Emka seraya mengakhiri pembicaraan dengan kumparan.