Produser: Film 'A Man Called Ahok' Bukan Film Politik

6 September 2018 21:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Daniel Mananta di Film A Man Called Ahok (Foto: YouTube The United Team of Art)
zoom-in-whitePerbesar
Daniel Mananta di Film A Man Called Ahok (Foto: YouTube The United Team of Art)
ADVERTISEMENT
Sutradara Putrama Tuta, mengadaptasi buku 'A Man Called Ahok' karangan Rudi Valinka ke dalam sebuah film dengan judul yang sama. Sesuai dengan judulnya, sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi karakter utama film ini.
ADVERTISEMENT
Menurut sang sutradara, 'A Man Called Ahok' didesain untuk generasi masa depan dan memberi tahu mereka tentang adanya sosok seperti Ahok.
"Saya mau nonjolin gimana karakter Ahok bisa terbentuk. Gimana orangtua bisa membentuk anaknya, menjadi sosok yang seperti sekarang. Gimana seorang ayah ingin membuat social impact yang positif buat banyak orang. Jadi, push anaknya sekuat itu, untuk menjadi Ahok seperti sekarang," kata Putrama Tuta, ditemui di XXI Metropole, Jakarta Pusat, Kamis (6/9).
Pemain Film ‘A Man Called Ahok’, Kamis (6/9/18). (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Film ‘A Man Called Ahok’, Kamis (6/9/18). (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
Tuta juga mengatakan tidak mengangkat sisi politik dalam film garapannya ini. Poin yang ingin diangkat adalah bagaimana Ahok bisa menjadi orang yang seperti sekarang ini. Hubungan antara orang tua dengan anak yang sebenarnya menjadi poin utama Tuta membuat film 'A Man Called Ahok' ini.
ADVERTISEMENT
Pihak produser, Reza Hidayat, pun tidak merasa khawatir akan adanya pro dan kontra yang timbul setelah film ini tayang. Sebabnya, saat ia mulai membaca buku dan membuat naskah, film ini memang dibuat jauh dari unsur politik.
"Truly one man can change the world, ini yang mau diangkat. Jadi, sama sekali enggak ada unsur politik, enggak ada unsur apa-apa, pure parenting, dasar IP (Intellectual Property) yang kuat juga. Kita sama sekali enggak ada kekhawatiran, kayaknya pro semua, enggak ada kontra," kata Reza dengan penuh rasa percaya diri.
Menurut Tuta, sebelum ia menggarap film ini, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kini masih mendekam di Mako Brimob, sudah melihat langsung naskah film ini. Tuta mengaku tak mau membuat film tersebut tanpa izin dan restu dari Ahok.
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan, kasus perceraian Ahok dan Veronica Tan yang mencuat di bulan Januari lalu sama sekali tak mengubah skenario apapun. Apalagi film ini juga sudah direncanakan sejak tahun 2017.
"Dari awal hanya angkat cerita ayah dan anak. Jadi enggak ada fokus cerita tentang yang lain. Apapun yang terjadi (di luar keluarga pada saat itu), tidak mengganggu cerita saya," jelas Tuta.
"Semua keluarga pasti ada. Tapi fokusnya di karakter Kim Nam (Ayah Ahok) dan Ahok. Nanti nonton sendiri aja deh. Tapi apapun yang kalian tanya tentang Veronica itu tidak ada hubungan dengan filmnya. Riset cerita saya cuma Kim Nam dan Ahok," lanjutnya.
Proses syuting 'A Man Called Ahok' hampir seluruhnya dilakukan di Belitung, selama kurang lebih 37 hari tanpa ada kendala yang berarti. Lantas, adakah pesan khusus dari Ahok selama proses syuting 'A Man Called Ahok' berjalan?
ADVERTISEMENT
"Satu pesan dari Ahok, 'Jangan Bohong!' pesan dia itu. Kalau kamu menceritakan tentang Ahok yang diceritakan tentang parenting. Saya tidak membuat cerita yang tidak ada banget," tandasnya.
'A Man Called Ahok' rencananya akan tayang akhir November ini. Selain Daniel Mananta yang didapuk sebagai Ahok, film ini juga dibintangi oleh Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Denny Sumargo, Eriska Rein, Ferry Salim, Donny Damara, Eric Febrian dan masih banyak lagi.