Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Protes Sirkus, Coki 'NTRL' Terus Perjuangkan Hak Asasi Lumba-lumba
12 Desember 2017 11:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di balik sosok garangnya, Coki merupakan seorang penyayang dan pemerhati binatang, khususnya lumba-lumba. Hingga kini, ia turut menyuarakan pesan bagi pemerintah untuk menghentikan kegiatan sirkus lumba-lumba keliling.
Laki-laki kelahiran Jakarta, 30 Desember 1976 itu untuk pertama kalinya menyaksikan sirkus lumba-lumba pada 2008 lalu. Ketertarikan dan rasa penasaran kemudian membuat Coki mencari tahu hingga kemudian menemukan kenyataan miris di balik atraksi menggemaskan para lumba-lumba tersebut.
"Itu dulu, 2008, nonton sirkus lumba-lumba, terus penasaran, 'Kok, bisa kayak gitu?' Akhirnya riset, coba-coba cari tahu. Ternyata disiksa, maksudnya, bentuk penyiksaannya itu dibikin lapar dia (lumba-lumba). Jadi, kayak reward gitu. Kalau bisa loncat, baru dikasih makan," ujar Coki kepada kumparan (kumparan.com) ketika ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Pada tahun yang sama, Coki memutuskan bergabung dengan Jakarta Animal Aid Network (JAAN), organisasi nonprofit bukan pemerintah yang didedikasikan untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi hewan di Indonesia. Bergabung dengan JAAN membuat suami penyanyi Saras Dewi itu semakin paham mengenai kekejaman sirkus lumba-lumba keliling.
ADVERTISEMENT
"Hewan-hewan di captivity, tuh, kebanyakan stres. Kalau dengar ceritanya si Ric O'Barry, kalau lumba-lumbanya stres, dia memilih untuk bunuh diri. Dia diam di dasar tangki gitu, enggak mau naik karena dia udah stressful banget," ucap Coki.
"Kalau lumba-lumba stres, kelihatan dari kulitnya, terus kelakuannya enggak umum, enggak kayak lumba-lumba di alam lepas gitu. Jadi, dia diam di dalam (air), enggak ambil oksigen ke atas, sampai meninggal. Dia memilih untuk bunuh diri. Coba, bayangin aja. Enggak ada inteligensi dong berarti," lanjutnya.
Bersama JAAN, pada 2012, Coki sempat membuat petisi untuk menyelamatkan nasib lumba-lumba yang menderita lantaran diekploitasi oleh perusahaan penyedia sirkus keliling.
Berkat petisi tersebut, sejumlah perusahaan berhasil mencabut dukungan mereka terhadap sirkus lumba-lumba keliling. Hanya saja, hal itu tak membuat praktik sirkus lumba-lumba keliling berhenti beroperasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dulu kan sempat bikin petisi, 2012, cuma mentok di sebelah mananya pemerintahanlah. Waktu itu kami concern-nya terhadap sirkus lumba-lumba keliling. Dari data yang ada di JAAN, itu animal cruelty-nya amat sangat tinggi, dari mulai klorinnya sangat tinggi, terus lumba-lumba yang mati dibuang," tutur Coki.
"Jadi, ya, buat apa? Enggak ada edukasinya sama sekali, ya, eksploitasi aja itu. Kan dia (perusahaan penyedia sirkus keliling) bilangnya edukasi, ya. Edukasi banyak, kok, ke laut aja, ada YouTube juga sekarang kalau benar-benar mau educate orang," tambahnya.
Meski perjuangannya belum juga berhasil membuat praktik sirkus lumba-lumba berhasil dihapuskan dari Indonesia, Coki tak lantas menyerah. Sebagai masyarakat biasa yang hanya bisa bersuara, ia tetap melakukan upaya-upaya serupa sembari berharap pemerintah, si empunya kuasa, mampu menghentikan praktik tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ya, teruslah (bersuara). Soalnya, lumba-lumba kan salah satu mamalia yang punya tingkat intelegensi tinggi, ya. Jadi, jangan mentang-mentang kita manusia, ngelihat binatang terus kita anggap kita punya intelegensi yang lebih tinggi. Kadang-kadang, kalau lihat sekarang manusia juga enggak lebih pintar dari binatang, sih," ujarnya diakhiri tawa.
JAAN sendiri hingga kini masih berjuang menyelamatkan lumba-lumba di Indonesia. Mereka melakukan edukasi sekalius mengajak para siswa SD menyerukan pesan damai kepada pemerintah untuk menyelamatkan lumba-lumba dari kepunahan akibat dieksploitasi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
"Tolong dong, pemerintah, sumber daya alam kita tolong dong, dijaga. Itu aja, sih. Jangan mentang-mentang kita manusia, lupa diri. Entar begitu alamnya ngebales balik, nah, baru nyahok," tandas Coki kembali diakhiri tawa.
ADVERTISEMENT