Raditya Dika Ungkap Alasan Bikin Judul Bukunya Pakai Nama Hewan

26 November 2020 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raditya Dika. Foto: Munady/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Raditya Dika. Foto: Munady/kumparan
ADVERTISEMENT
Raditya Dika kerap memakai nama hewan untuk judul bukunya, seperti Kambing Jantan, Ubur-ubur Lembur, dan Koala Kumal. Radit lantas mengungkapkan alasannya membuat judul bukunya memakai nama hewan.
ADVERTISEMENT
Pria yang kini berusia 35 tahun itu mengungkapkan ketika memutuskan untuk menjadi penulis, ia sempat melihat berbagai judul buku. Banyak judul buku yang begitu bagus. Penulisnya juga keren.
"Aku itu selalu diajarin kalau enggak bisa jadi yang terbaik, jadi yang paling beda, maka ketika aku mau jadi penulis buku aku ke toko buku yang aku lihat judul bukunya bagus-bagus banget, misalnya Eiffel I’m in Love, Me vs High Heel, judulnya dalam bahasa Inggris, keren-keren lagi yang nulis," kata Radit seperti dilihat di kanal YouTube Helmy Yahya Bicara.
Raditya Dika di XYZ Day 2018. Foto: Giovanni/kumparan
Supaya buku yang ia buat bisa terlihat berbeda, Raditya Dika memutuskan untuk membuat judul bukunya dengan memasukkan unsur hewan.
"Udah deh, gue bikin judul yang aneh aja sekalian, Kambing Jantan, supaya orang di toko buku, di antara semuanya, ngelihat, 'Apaan nih?' Dan terbitlah buku Kambing Jantan," ucap Radit.
ADVERTISEMENT
Pemain film Single ini mengungkapkan cara yang digunakannya cukup berhasil. Namun, menurut Radit, ada juga hal lucu terkait buku karyanya.
"Memang itu cukup berhasil, tapi di beberapa toko buku ada yang naruh di bagian pertanian dan peternakan, dikira buku peternak kambing. Ada juga (ditaruh) di misteri dan kejahatan," tutur Radit.
Raditya Dika ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Rabu (11/9). Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan
Di luar hal itu, Radit mengatakan memiliki judul buku yang begitu berbeda dari orang lain memberikan keuntungan buat dirinya. Salah satunya adalah bisa mengurangi pesaing.
"Berangkat dari rasa untuk jadi ingin orang yang berbeda, karena aku tahu orang yang lebih pintar banyak, lebih lucu, lebih jago nulis, tapi kalau aku beda, aku sendirian, itu yang aku pegang," ucap Radit.
ADVERTISEMENT
"Ketika kita beda, serta-merta tidak akan bersaing dengan banyak orang karena kita sendirian, dan kita akan dilihat dan diingat orang," lanjutnya.
Aktor Raditya Dika saat hadir di press screening film Single Part 2 di Plaza Senayan, Jakarta, Sabtu, (1/5). Foto: Ronny/kumparan
Meski terlihat berbeda, rupanya ada filosofi di balik pemberian judul buku karangan Radit. Ia mencontohkan terkait buku Koala Kumal yang membicarakan mengenai patah hati.
"Aku dulu kuliah di Australia. Aku pernah baca artikel, terus ada foto seekor koala, jadi ada hutan dibakar habis, si koala ini enggak tahu nih hutannya habis dibakar sama manusia. Di fotonya aku ingat banget koalanya kumal, dekil, ngelihat satu hutan sudah dibakar, rumahnya, dia bengong, diam doang," tutur Radit.
Radit lantas menceritakan filosofi dari buku Koala Kumal yang diterbitkan pertama kali pada 2015. Tentunya ada kisah asmara di dalamnya.
ADVERTISEMENT
"Kadang kalau kita jatuh cinta, kita patah hati, kita ketemu orangnya lagi, kita tuh udah kayak sebuah rumah yang udah dibakar dan gue enggak tahu bentuknya kayak apa, kayak dengan semua kekumalan kita, ngelihat sesuatu yang pernah ada, yang (kini) udah enggak ada," ucapnya.
Di buku Cinta Brontosaurus, Radit menggambarkan mengenai dirinya yang jatuh cinta pada kecil. "Cinta Brontosaurus aku menggambar pas aku jatuh cinta masih kecil itu lebih primitif daripada cinta monyet. Bukan monyet lagi tapi brontosaurus. Cinta yang benar-benar enggak butuh alasan, bertepuk sebelah tangan," ucapnya.
Radit mengaku pertama kali jatuh cinta ketika ia duduk di bangku kelas 4 SD. Pada saat itu Radit menembak cewek yang ia suka di kantin. Namun, Radit ditolak. Kisah itu, ia masukkan ke salah satu buku karyanya.
ADVERTISEMENT
"Semua tragedi masa lalu yang aku rasakan dan ketika aku alami dulu bikin nangis ketika pulang ke rumah, ya udah aku jadiin komedi aja. Lihat sudut pandang yang mana yang bisa jadi lucu untuk gue tulis dan persembahkan ke orang," tutup Raditya Dika.