Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Rafael mengaku sempat tak terima dengan kondisi keluarganya yang berantakan. Ia bahkan sampai marah kepada Tuhan.
"Karena di pikiran gue saat itu, gue anak-anak yang beranjak ke remaja, butuh perhatian yang lebih dari orang tua," ungkap Rafael dalam video yang diunggah di kanal YouTube Daniel Mananta.
Saat itu Rafael sudah harus menyaksikan langsung kedua orang tuanya bertengkar. Ia pun merasa suasana rumah tak lagi damai seperti sebelumnya.
"Seperti ada gap antara nyokap dan bokap, yang gue sendiri enggak tahu alasannya apa. Gue melihatnya kayak, kok, gini, ya, keluarga gue," kenangnya.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini bahkan enggak ada foto keluarga gue yang barengan. Gue, nyokap, gue sama adik gue yang cewek. Enggak ada. Itu yang bikin kalau gue main ke rumah teman-teman gue, terus melihat (foto keluarga) sedih sendiri. Kadang kalau libur sekolah, teman nanya lo liburan ke mana, gue jawab di rumah saja. Sedangkan keluarga teman gue liburan ke luar negeri. Dan gue tidak merasakan itu," bebernya.
Hal ini membuat Rafael berpikir bahwa sang ayah tidak menyayangi dirinya sebagai anak. Apalagi saat itu ia harus tumbuh tanpa bimbingan dari kedua orang tua.
"Gue akhirnya merembet ke belakang. Jadi saat nyokap bokap divorce, gue jadi mikir, 'Oh, pantesan, ya, bokap enggak sayang sama gue.' Dulu pas zamannya orang-orang main Nintendo, main Sega, gue enggak pernah nyobain. Kadang kalau main ke rumah teman gue, gue suruh ikutan, ya, gue enggak bisa, wong, gue enggak punya," katanya.
ADVERTISEMENT
Rafael Tan Merasa Mimpinya Jadi Penyanyi Tak Akan Terwujud
Ada satu momen yang paling diingat Rafael saat ia minta dibelikan game boy oleh ayahnya di saat teman-temannya memiliki Nintendo ataupun Sega. Namun, keinginannya itu tak diwujudkan oleh sang ayah dan membuat Rafael murka.
"Tapi gue enggak benci sama bokap gue, ya. Sampai saat ini gue mengasihi bokap gue. Itu karena Tuhan juga yang menuntun gue. Ya, ini sekadar sharing saja, jadi saat itu gue pengin banget punya game boy dan gue bilang ke bokap, 'pah, ya udah deh kalau papah enggak bisa beliin Sega atau Nintendo, aku pengin beli game boy aja. Itu kayaknya enggak terlalu mahal, sih.' Itu gue mati-matian banget, sih, mintanya. Sampai akhirnya gue memutuskan berontak sama bokap dan pergi dari rumah," katanya.
Saat itu, Rafael pun sempat kena marah sang ayah lantaran perbuatannya yang pergi dari rumah hanya karena tak dibelikan game boy.
ADVERTISEMENT
"Gue ditangkap di jalan, diangkat kaki di atas, kepala di bawah. Diliatin orang-orang dan bokap bilang jadi anak jangan kurang ajar. Almarhumah nenek gue pas lewat dan lihat itu cucu gue kenapa. Ya, sampai segitunya," lanjut Rafael.
Dari situ, Rafael mulai berpikiran bahwa Tuhan jahat karena memberikan seorang ayah yang tak sayang dengan anaknya. Ia lagi-lagi menyalahkan kondisi keluarganya.
"Dari situ gue akhirnya merembet ke situ, kok Tuhan kasih papa yang kayak gini, ya. Kok Tuhan tempatkan gue di keluarga seperti ini, ya. Saat itu juga akhirnya merusak impian gue. Karena dari kecil gue suka nyanyi, dari kecil gue ditanya pengin jadi apa, pengin jadi penyanyi dan masuk TV. Gue mikir, enggak mungkin, gue dari keluarga yang hancur dan semua akan berhenti di sini. Gue juga sudah enggak percaya Tuhan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT