Raih 4 Piala Citra, Garin Nugroho Makin Semangat Gelar Cine-Concert Samsara

25 November 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Round Table Cine-Concert Samsara, di Kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024).  Foto: Giovanni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Round Table Cine-Concert Samsara, di Kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024). Foto: Giovanni/kumparan
ADVERTISEMENT
Film Samsara arahan Garin Nugroho meraih empat penghargaan dalam Festival Film Indonesia 2024. Di antaranya ialah Sutradara Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Penata Suara Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.
ADVERTISEMENT
Sebagai sutradara, Garin melihat penghargaan tersebut sebagai lecutan semangat dalam berinovasi. Kata Garin, terus berinovasi merupakan cara yang tepat untuk menyikapi sebuah penghargaan.
"(Bagaimana) kita bertumbuh, itu lebih penting, nah tim (produksi film) ini memiliki peta baru dalam penciptaan untuk masing-masing individu mereka melakukan perjalanan mereka sendiri itu lebih penting," ucap Garin dalam roundtable yang digelar di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Garin tak menyangka film Samsara bisa masuk nominasi FFI 2024. Dia mengapresiasi dewan juri yang mau melihat salah satu karya yang menjadi inovasi baru dalam industri musik Tanah Air itu
"Masuk nominasi untuk karya seperti ini kita menghargai juri FFI apalagi kemudian menang, itu bagus karena industri tanpa inovasi pasti akan mengalami penurunan," kata Garin.
ADVERTISEMENT
"Jadi itu lah kenapa saya merasa sebagai suatu spirit dan reward, mungkin reward untuk sebuah perjalanan inovasi," tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh produser Gita Fara. Gita mengaku tak menyangka masyarakat bisa menangkap pesan yang disampaikan film bisu bergambar hitam putih itu.
"Saya aja sebagai produser waduh orang nangkep enggak nih kita bikin apa sih, pas masuk nominasi hasil vote kita dapat 9 nominasi kita agak surprise," kata Gita dalam kesempatan yang sama.
Gita kemudian mengatakan bahwa industri film Tanah Air mulai memberikan ruang bagi para pelakunya untuk berinovasi.
"Ternyata orang, memang ya industrinya terbuka dengan bentuk cinema yang baru akhirnya menang, lebih senang lagi sih," tukasnya.

Persiapan Cine-Concert Samsara

Konferensi Pers Pertunjukan Cine-Concert Samsara. Foto: Dok. Image Dynamics
Film Samsara sempat dihadirkan melalui pertunjukan Cine-Concert di Singapura dan Bali. Pertunjukan tersebut menghadirkan film bisu hitam putih dibintangi aktor Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia-Australia, Juliet Widyasari Burnett dengan iringan paduan musik gamelan Bali dan musik elektronik.
ADVERTISEMENT
Kali ini, Cine-Concert Samsara akan ditampilkan ke hadapan para penikmat seni Yogyakarta pada 5 Desember 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas dan Jakarta pada 13-15 Desember 2024 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
Raihan empat piala citra menjadi lecutan semangat bagi tim produksi dalam menghelat pagelaran tersebut.
"Iya betul (jadi lecutan semangat)," kata Garin.
Sejumlah persiapan juga terus dilakukan jelang waktu pementasan. Pertunjukan musik Gamelan Bali dibawakan oleh Wayan Sudirana.
Sementara musik elektronik digital dibawakan oleh grup musik Gabber Modus Operandi, yaitu Kasimyn dan Ican Harem. Keduanya pun terus mempersiapkan diri untuk menghadirkan penampilan terbaiknya.
Round Table Cine-Concert Samsara, di Kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024). Foto: Giovanni/kumparan
Wayan sempat menceritakan tantangan dalam pagelaran tersebut. Sinkronisasi antar elemen yang terlibat di pertunjukan itu menjadi salah satu tantangan terberat.
ADVERTISEMENT
"Apalagi yang dimainkan dengan orang itu punya perasaan, temponya gak mungkin sama di tiap pementasan nah kesulitannya di sana, jadi bagaimana saya menyiasati dengan membuat time code yang betul saya buatkan time code dengan detail," kata Wayan.
Time code tersebut diberikan kepada para musisi yang terlibat. Sekiranya ada 35 komposisi yang telah disiapkan. Sinkronisasi antara pemain gamelan, vokalis, musik elektronik, hingga film menjadi hal terpenting dari pertunjukkan itu.
"Ada film, yang sudah ditentukan semuanya waktu sudah pasti sedangkan mas Kas, pemain gamelan, dan vokalis, duduk di depan layar yang tidak bisa melihat film," tukasnya.
Proses latihan sinkronisasi antar elemen masih terus dilakukan. Dari situ diharapkan pertunjukkan tersebut bisa berjalan dengan lancar.
ADVERTISEMENT