Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Menikmati alunan musik jazz di pinggir pantai dengan pemandangan matahari tenggelam, tentu menjadi hal yang menyenangkan. Pengalaman inilah yang akan kembali dihadirkan dalam gelaran 'Senggigi Sunset Jazz 2019'.
ADVERTISEMENT
Rutin digelar sejak 2017, tahun ini 'Senggigi Sunset Jazz' akan berlangsung pada 3 November di Pantai Kerandangan yang masih dalam kawasan Senggigi.
Ruth Sahanaya sebagai salah satu pengisi acara 'Senggigi Sunset Jazz 2019' mengatakan, penampilannya nanti akan menjadi pengalaman yang luar biasa.
“Kami tampil saat sunset. Ini akan menjadi pengalaman yang luar biasa," kata Ruth Sahanaya, melalui keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (18/10).
Namun di sisi lain, hal itu juga akan memberi tantangan tersendiri. Apalagi, 'Senggigi Sunset Jazz' telah memiliki penggemar setianya yang datang setiap tahun.
"Tantangan bagi kami adalah memberikan penampilan yang berkesan untuk para pengunjung setia 'Senggigi Sunset Jazz' dari tahun ke tahun. Proses ini membuat kami terpacu untuk memastikan tidak ada penonton kecewa," ucap pelantun 'Keliru' ini
ADVERTISEMENT
Selain Ruth Sahanaya, 'Senggigi Sunset Jazz' juga akan diisi oleh penampilan Raisa, Tompi, hingga Tami Aulia, dan sejumlah musisi asli Nusa Tenggara Barat; seperti Suradipa, Betelu dan The Maiqkane's.
Selain itu juga ada pemain saksofon cilik asal NTB, Kevin, dan Ricard Hutapea yang akan berkolaborasi dengan para musisi yang tampil.
Nety Rusi, Project Director 'Senggigi Sunset Jazz' mengatakan, pemilihan para penampil di tahun ini untuk menguatkan komitmen dalam menyajikan pentas jazz yang sebenarnya.
Penampil dipilih mewakili rentang penggemar jazz, yang luas sejak dulu sampai sekarang.
"Nantikan kejutan-kejutan di 'Senggigi Sunset Jazz 2019'. Saya ingin mengajak semua benar-benar terbuai dengan pantai, sunset dan penampil pilihan yang khusus hadir untuk 'Senggigi Sunset Jazz'," ujar Nety.
Sementara musisi muda Tami Aulia mengatakan, tantangan tampil di 'Senggigi Sunset Jazz 2019' adalah, pentas ini tidak hanya bertujuan menghibur para pecinta jazz. Pentas ini sekaligus menjadi bagian dari upaya menunjukkan Lombok terus bangkit setelah diguncang gempa besar tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Sebagai orang asli Lombok, saya berharap, 'Senggigi Sunset Jazz' bisa menjadi energi pemacu Lombok untuk terus bangkit, tetap semangat, dan semakin maju setelah musibah tahun lalu. Lombok punya potensi dan energi luar biasa," ungkap Tami.
Hal senada juga disampaikan Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid yang berharap. 'Senggigi Sunset Jazz' menjadi alternatif atraksi wisata untuk Lombok. Pemilihan Pantai Kerandangan juga untuk mengantisipasi animo penonton yang membesar dari tahun ke tahun.
"Setelah dua kali menyelenggarakan, kami melihat penontonnya semakin banyak. Tahun ini, kami mencari tempat yang lebih representatif, namun tetap dapat menampung penonton yang banyak itu," ujar Fauzan Khalid.
Pertimbangan lain mengenai lokasi 'Senggigi Sunset Jazz 2019 ' adalah, memaksimalkan suasana matahari terbenam.
ADVERTISEMENT
"Pentas akan berlatar matahari yang perlahan tenggelam. Ini anugerah alam untuk Senggigi," imbuhnya.