Ramai Isu Boikot Film Khanzab, Anggy Umbara: Biasanya Mereka Belum Nonton

30 Maret 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sutradara film Si Manis Jembatan Ancol Anggy Umbara saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq
zoom-in-whitePerbesar
Sutradara film Si Manis Jembatan Ancol Anggy Umbara saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq
ADVERTISEMENT
Badai protes masyarakat kini tengah hadir untuk film horor Indonesia. Masyarakat menilai film horor kini memanfaatkan agama Islam dan perangkat sucinya demi kepentingan komersil.
ADVERTISEMENT
Beberapa film bahkan diserukan harus diboikot. Salah satunya adalah film karya Anggy Umbara berjudul Khanzab. Namun Anggy menanggapi santai hal tersebut.
"Kalau menurut saya agak terlalu jauh ya. Mungkin kalau ditegur, enggak dilulusin sensor atau diganti titlenya atau apa, harusnya bisa lebih bijak," kata Anggy Umbara dihubungi kumparan, Selasa (26/3).
Film Khanzab. Foto: Istimewa
Anggy berpendapat, film horor punya tempat tersendiri di masyarakat Indonesia saat ini. Film horor selalu laku keras dan menjadi hiburan yang menjanjikan.
"Pemboikotan agak berlebihan. Soalnya market dari horor sendiri itu juga ada, penonton ada, bahkan film terlaris sepanjang masa aja film horor yang dekat dengan masyarakat. Dan dalam agama Islam sendiri memang ada setan," lanjutnya.
Lebih jauh, sutradara film Siksa Neraka itu juga menyebut bahwa dalam agama Islam, setan dan jin adalah hal yang dekat. Jadi wajar, agama tak bisa dipisahkan dari hal-hal gaib.
ADVERTISEMENT
"Dalam Islam pun memang ada setan, jin dan itu yang diceritakan. Ada rasa takut yang disampaikan kalau kamu memang tidak mengikuti ajaran yang baik pasti akan celaka. Rasa takut siksa neraka kan memang ada dalam agama itu sendiri. Selalu ada dalam Islam, itu disinggung. Kalau mau dilihat secara agama, ya, dilihat secara keseluruhan," jelasnya.
Sutradara film Si Manis Jembatan Ancol Anggy Umbara saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq
Anggy menyimpulkan, masyarakat yang menyerukan boikot terhadap suatu film biasanya tidak menonton secara keseluruhan isi film tersebut.
"Biasanya yang omong boikot, bikin takut salat dan sebagainya itu biasanya enggak nonton filmnya. Biasanya yang sudah nonton malah enggak, biasa aja. Malah tercerahkan harusnya, bahwa kita harus berlindung, kepada Allah dimana pun dan kapan pun," tutupnya.