news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Review Birds of Prey: Seru, Konyol, tapi Mudah Dilupakan

6 Februari 2020 16:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster film 'Birds of Prey'. Dok: IMDb
zoom-in-whitePerbesar
Poster film 'Birds of Prey'. Dok: IMDb
ADVERTISEMENT
Margot Robbie memang begitu memesona ketika berperan sebagai Harley Quinn, pacar Joker yang urakan dan hiperaktif, di film Suicide Squad. Meski film tersebut kurang diminati publik, penampilan Robbie tetap diapresiasi.
ADVERTISEMENT
Robbie pun berniat untuk meneruskan kisah Harley Quinn di layar lebar. Bersama sutradara Cathy Yan, ia mulai mencoba untuk menggarap film "Birds of Prey (and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn)".
Menyambung Sucide Squad, semua pasti ingat bahwa Harley Quinn (Robbie) adalah pacar dari Joker (Jared Leto) di film tersebut. Dalam film Birds of Prey, Joker memutuskan hubungan dan mencampakkan Quinn.
Di tengah rasa sakit hati yang mendalam, Quinn coba untuk menjadi wanita mandiri. Namun, tetap dengan caranya sendiri yang aneh dan gila.
Putus dari Joker ternyata berdampak pada status Quinn di kota Gotham. Ia tidak lagi kebal dari ancaman kriminal-kriminal jahat, salah satunya sang mafia yang gemar menguliti wajah orang, Black Mask/Roman Sionis (Ewan McGregor), dan ajudan setianya, Victor Zsasz (Chris Messina).
ADVERTISEMENT
Di saat yang bersamaan, Black Mask sedang coba mendapatkan berlian Bertinelli yang sangat berharga. Namun, berlian itu justru dicuri oleh seorang anak kecil bernama Cassandra Cain (Ella Jay Basco).
Karena diancam akan dibunuh, Quinn akhirnya setuju untuk membantu Black Mask menemukan Cain dan berlian Bertinelli. Namun, Quinn justru mengkhianati Black Mask, karena merasa suka pada sosok Cain dan menjadikannya seorang sahabat.
Selain Quinn, ada tiga perempuan lain yang berupaya menemukan berlian Bertinelli. Tiga perempuan ini pun ingin menghancurkan dominasi mafia Black Mask di Gotham.
Tiga perempuan itu adalah Helena Bertinelli/Huntress (Mary Elizabeth Winstead), keturunan Bertinelli yang selamat dari tindak pembantaian anggota mafia Black Mask, Renee Montoya (Rosie Perez), detektif yang sudah berbulan-bulan berupaya merusak reputasi Black Mask di Gotham, dan Dinah Laurel Lance/Black Canary (Jurnee Smollett-Bell) anak buah Black Mask sekaligus teman dari Cassandra Cain.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara Quinn, Huntress, Montoya, dan Black Canary mengalahkan Black Mask? Memiliki latar belakang yang berbeda-beda, apakah mereka bisa bekerja sama untuk menyelamatkan Cain? Atau jangan-jangan, Quinn justru menyerahkan Cain ke Black Mask, karena takut dibunuh?
Untuk mengetahui hal itu, silakan tonton sendiri film Birds of Prey (and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn). Sejak Rabu (5/2), film tersebut sudah tayang di bioskop-bioskop Indonesia.
Secara garis besar, film ini tergolong seru, unik, dan aneh. Contohnya, ketika Harley Quinn mencoba melupakan sosok Joker dengan cara menghancurkan pabrik Ace Chemicals, ada ledakan warna-warni ala Tim Burton yang sudah dua kali menyutradarai film Batman di era '90-an.
Busana yang Quinn kenakan juga kental dengan nuansa '80-an dan '90-an. Satu hal lain yang menarik adalah tatanan rambutnya yang terlihat imut dan menggemaskan.
ADVERTISEMENT
Film ini juga menjaga tradisi dari film Suicide Squad, yakni menghadirkan tokoh metahuman. Bagi yang tidak tahu, metahuman di DC Comics memiliki arti yang sama seperti mutan di Marvel Comics.
Di film ini, metahuman yang dihadirkan adalah Black Canary. Selain jago bela diri, ia juga mampu menghasilkan sonic scream yang bisa menghancurkan gendang telinga seseorang.
Awalnya, banyak fans DC Comics yang merendahkan film Birds of Prey. Sebab, di komik, tokoh Harley Quinn sama sekali tidak pernah menjadi anggota tim Birds of Prey. Bahkan, Huntress, Montoya, dan Black Canary sendiri tidak pernah menciptakan nama tersebut.
Tapi, setelah menonton filmnya, fans akan sadar bahwa sutradara Cathy Yan tetap berpegang teguh pada pakem-pakem dari komik. Jadi, film tetap terasa asyik untuk ditonton.
ADVERTISEMENT
Meski seru dan menyenangkan, kisah film ini rasanya terlalu mudah untuk dilupakan. Sebab, konflik yang dihadapi tidak terlalu besar dan tokoh-tokoh yang diceritakan dalam film terlalu banyak.
Adegan di film Birds of Prey Foto: YouTube/Warner Bros. Pictures
Bukan keputusan bijak menyatukan banyak superhero yang belum dikenal publik. Seharusnya, Warner Bros terlebih dahulu membuat film Birds of Prey yang banyak menceritakan latar belakang Huntress, Montoya, dan Black Canary, baru mulai menggabungkan tim tersebut dengan Harley Quinn.
Film ini layak untuk dijadikan tontonan santai bersama teman-teman. Tapi, jangan harap ada unsur drama serius di film yang lebih bisa dikategorikan sebagai action comedy ini.
Bagi fans setia DC, miris rasanya melihat tokoh Cassandra Cain didekonstruksi habis, hingga tidak lagi memiliki referensi dari komik. Padahal, di komik, Cain adalah Batgirl yang paling kuat, liar, dan berani. Kisah latar belakang Cain di komik juga jauh lebih keren ketimbang film.
ADVERTISEMENT
Sedih juga melihat Barbara Gordon/Oracle, anggota yang sebenarnya membentuk Birds of Prey di komik tidak diajak dalam film. Jika ada sekuel, semoga Oracle bisa diajak sebagai anggota baru.