Review Film Captain America: Brave New World, Antara Pertempuran & Kasih Sayang

13 Februari 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret adegan dalam film Captain America: Brave New World. Foto: Marvel Studios
zoom-in-whitePerbesar
Potret adegan dalam film Captain America: Brave New World. Foto: Marvel Studios
ADVERTISEMENT
Apa yang bisa kita petik dari sebuah pertempuran? Mungkin, kebanyakan yang terjadi adalah kerugian material, dampak berkepanjangan, hingga korban jiwa yang berjatuhan. Namun, film terbaru Marvel Studios, Captain America: Brave New World, menyajikan sebuah intisari yang asing dari pertempuran, yaitu kasih sayang.
ADVERTISEMENT
Sebagai film yang membuka era baru dalam Marvel Cinematic Universe 2025, Captain America: Brave New World berpusat dengan kisah Sam Wilson (Anthony Mackie) setelah menjadi Captain America. Sam diceritakan harus menghadapi ancaman besar dan membuktikan, apakah ia layak menjadi sosok Captain America yang baru.
Potret adegan dalam film Captain America: Brave New World. Foto: Marvel Studios
Setelah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Thaddeus Ross, Sam Wilson sadar dirinya terjebak dalam sebuah insiden Internasional. Sam harus mencari tahu dalang di balik peristiwa tersebut sebelum musuhnya menghancurkan dunia.

Cerita yang Lengkap

Captain America: Brave New World bisa dikatakan sajian yang lengkap dan segar bagi penggemar Marvel. Hal ini ditunjang dengan tampilan segar Sam Wilson sebagai Captain America, hingga isu politik sebagai motif utama diangkat dalam film.
ADVERTISEMENT
Tempo film ini cukup baik dan dinamis, adegan-adegan pertarungan terlihat mengesankan dan menampilkan sosok manusiawi dari Captain America sebagai superhero. (Bahkan Sam sempat menyerah, angkat bendera putih usai dihajar Red Hulk, lho).
Potret adegan dalam film Captain America: Brave New World. Foto: Marvel Studios
Selain aksi dan ketegangan, film ini juga diselingi komedi. Adegan pertarungan diperhalus dengan percakapan lucu, dan itu sangat berhasil.

Akting Harrison Ford

Harrison Ford sangat bersinar ketika memerankan Thaddeus Ross. Dia membuktikan kata-katanya sendiri, bahwa peran Red Hulk "sangat cocok" untuknya.
Potret adegan dalam film Captain America: Brave New World. Foto: Marvel Studios
Karakternya jauh lebih kompleks dan menarik dibandingkan mendiang William Hurt. Namun Harrison, di usia 82 tahun, bisa mengeksekusi setiap adegan dan menyampaikan emosinya dengan porsi pas.

Pertempuran di Balik Kasih Sayang

Gemilangnya akting Harrison Ford sangat padu dengan Anthony Mackie. Mereka membuktikan bahwa di balik pertempuran, ada kasih sayang. Tujuan mereka sama-sama baik; ingin melindungi Amerika dan membuktikan kepada orang-orang tersayang bahwa mereka telah berubah menjadi sosok yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Namun kerap kali kesalahpahaman dalam politik menjadi latar pertempuran. Film Captain America: Brave New World merupakan refleksi dari perang, genosida, kekerasan, yang kerap terjadi di berbagai belahan dunia saat ini.
Potret adegan dalam film Captain America: Brave New World. Foto: Marvel Studios
Setiap cameo dan cast yang hadir dalam film ini juga memberikan dasar yang kuat untuk plot dan interaksi antar karakter. Film ini secara keseluruhan cukup bagus dan akan memastikan penonton bisa bersenang-senang menemukan makna kasih sayang di balik pertempuran.

Porsi Visual Betty

Meski begitu, beberapa kekurangan terlihat di film ini. Salah satu yang paling besar adalah kurangnya porsi visual putri terkasih Thaddeus Ross, Betty Ross.
Padahal, dengan bantuan (kehadiran nyata) Betty, Sam bakal lebih mudah mengalahkan Red Hulk yang mengamuk. Sam terlihat kewalahan dan ingin menghajar balik Captain America dengan kekuatan kasih sayang.
Potret adegan dalam film Captain America: Brave New World. Foto: Marvel Studios
Sayangnya, Julius Onah justru lebih fokus dengan hanya memakai nama "Betty" untuk menjinakkan Red Hulk. Adegan emosional ini terbukti bisa menyadarkan ayahnya yang hilang kendali, kenapa tidak langsung menghadirkan Betty saja?
ADVERTISEMENT

Antiklimaks

Kurangnya visual Betty dalam film membuat Captain America: Brave New World menjadi terasa antiklimaks. Bagaimana mungkin pertempuran akhir yang intens, tiba-tiba saja, berubah menjadi datar dan saling berdamai satu sama lain.
Jika Betty memang sosok penting bagi Thaddeus Ross (Red Hulk), kenapa tidak langsung ditampilkan saja sosoknya dalam visual?