news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Review Film Snow White: Keindahan di Balik Kontroversi

20 Maret 2025 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cuplikan trailer film Snow White. Foto; YouTube Disney
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan trailer film Snow White. Foto; YouTube Disney
ADVERTISEMENT
Disney rasa-rasanya sangat berani merilis film Snow White di tengah riuh kontroversi. Mengesampingkan kontroversi itu, Snow White berhasil menyajikan cerita hangat dengan visual memukau, dan penuh dengan pesan moral kebaikan.
ADVERTISEMENT
Snow White adalah adaptasi film animasi kartun legendaris yang menampilkan salah sosok populer dalam Disney Princess. Film ini dibintangi oleh aktris papan Rachel Zegler sebagai Snow White dan Gal Gadot yang memerankan Queen Evil.

Alur Cerita

Disney memodernisasi tema dan karakter film Snow White dari versi Snow White tahun 1937. Sosok pangeran, yang menyelamatkan Snow White dari kutukan, dihadirkan bukan sebagai penyelamat. Melainkan sosok yang sepenuhnya mendukung Snow White menjadi pemimpin.
Hal ini terasa sinkron dengan pernyataan Rachel Zegler dalam sebuah wawancara.
"Snow White di live action tidak akan diselamatkan oleh pangeran. Dia tidak akan bermimpi tentang cinta sejati. Dia bermimpi untuk menjadi pemimpin yang dia yakin bisa ia capai.” ungkap Zegler kepada News Week.
Cuplikan trailer film Snow White. Foto; YouTube Disney
Namun lagi-lagi, Rachel menjadi sorotan karena pernyataan itu. Dia dianggap menyebut film aslinya sudah "ketinggalan zaman."
ADVERTISEMENT
Terlepas dari perbedaan pendapat itu, alur cerita di film Snow White terbaru sangat menarik untuk diikuti dan terasa relevan. Keputusan Snow White untuk menjadi pemimpin menggantikan Queen Evil sangat masuk akal.
Sebab, sikap Queen Evil sebagai pemimpin digambarkan sangat keji. Dia membuat rakyat kelaparan, menyingkirkan apel sebagai komoditas utama rakyatnya, dan memberikan hukuman kejam bagi siapa yang berani melawan.
Dengan kekuatan kasih dan kebaikan, Snow White telah melawan sejadi-jadinya. Hal ini terasa 'apple to apple' atau berbanding sejajar dengan apa yang sudah dilakukan Queen Evil kepada rakyatnya.
Pemimpin yang keji harus dilawan. Bahkan sosok sebaik dan selembut Snow White saja digambarkan sangat berani melakukan hal itu. Satu nilai plus untuk sutradara Marc Webb.
ADVERTISEMENT

Konsistensi Rachel Zegler

Sejak pengumuman pemilihan perannya pada 2021, Rachel Zegler menghadapi komentar rasis. Rachel adalah keturunan Kolombia dan Polandia. Dirinya dianggap tak pantas memerankan Snow White yang berlatar wanita Latin.
Namun, kami tidak ingin menyoroti Rachel dari segi fisik, melainkan dari performa. Rachel terlihat mempersiapkan perannya dengan sangat baik.
Cuplikan trailer film Snow White. Foto; YouTube Disney
Dia konsisten sejak awal hingga akhir film. Contoh kecil misalnya, dari segi mimik dan tatapan mata. Zegler selalu menjaga pandangannya agar terlihat lemah lembut dan penyayang, selayaknya Snow White. Mikro ekspresi yang konsisten membuat empati penonton kepada karakter Zegler juga ikut konsisten.
Selain itu, Zegler juga berhasil membawakan berbagai lagu khas Snow White dengan amat baik. Lagu-lagu asli dari komposer Benj Pasek dan Justin Paul terdengar sangat rapi dibawakan oleh Zegler.
ADVERTISEMENT
Chemistry Rachel Zegler dan tujuh kurcaci dalam film ini juga jadi nilai tambah. Interaksi mereka sangat menghibur. Ditambah suguhan visual khas Disney yang memukau, film ini layak disebut memuaskan saya, sebagai penonton.
Cuplikan trailer film Snow White. Foto; YouTube Disney

Berbagai Kekurangan

Meski Zegler sangat maksimal, chemistry antara dirinya dan Gal Gadot terasa kurang sreg di beberapa bagian. Gal Gadot memang berhasil menjadi antagonis populer di waralaba Disney. Namun ketika bertemu Zegler, rasa-rasanya ada jarak yang terbentang di antara mereka.
Ada beberapa 'miss' dari percakapan kecil dan persinggungan keduanya. Mungkin saja hal ini dikarenakan kedudukan Snow White, sebagai anak tiri, sehingga dia agak canggung kepada Queen Evil.
Akan tetapi, Zegler terlihat tidak selepas berinteraksi dengan karakter lain dalam film ini ketika bertemu Gal Gadot.
Cuplikan trailer film Snow White. Foto; YouTube Disney
Kecanggungan ini jangan disalahartikan sebagai imbas kontroversi beda pandangan politik antara Zegler dan Gal Gadot. Zegler memang menyuarakan Free Palestine di akun media sosialnya. Sementara Gal Gadot terus mendukung Israel.
ADVERTISEMENT
Namun yang perlu penonton ketahui, pemilihan peran mereka, proses reading, dan syuting, telah dimulai sejak 2021. Sementara perang antara Israel dan Hamas baru pecah pada Oktober 2023. Saat itu, proses pengambilan gambar Snow White sudah rampung.
Jadi sekali lagi, pisahkan kontroversi dari sudut pandang penonton ketika menyaksikan film ini.
Cuplikan trailer film Snow White. Foto; YouTube Disney
Selain itu, film ini agak membosankan dan membuat ngantuk di beberapa scene. Hal ini dikarenakan lagu-lagu yang dibawakan oleh Snow White, Queen Evil, dan para kurcaci, semuanya dinyanyikan secara utuh tanpa dipotong.
Durasi film ini bisa disebut 60 persen cerita, sisanya karakter bernyanyi. Bagi beberapa penonton yang kurang cocok, film ini pasti terasa membosankan.
Meski ada beberapa kekurangan kecil, film Snow White tetap menghibur dan layak untuk ditonton. Secara visual, Disney tetap pada kelasnya. Semua elemen terasa nyata dan sangat memukau.
Cuplikan trailer film Snow White. Foto; YouTube Disney
Menyaksikan visual Snow White, rasanya berada di sebuah negeri yang indah, yang jauh berbeda dari Indonesia. Keindahan alam, ekosistem hayati, perkebunan apel dalam film ini, membuat betah dan merasa 'segar' setelah habis nonton.
ADVERTISEMENT
Dibintangi oleh Rachel Zegler sebagai putri dan Gal Gadot sebagai Ratu Jahat, film Snow White disutradarai oleh Marc Webb dan ditulis oleh Erin Cressida Wilson. Sbow White tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (19/3).