Review Justice League Snyder Cut: Film yang Sangat Panjang tapi Memuaskan

19 Maret 2021 10:32 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Justice League Snyder Cut. Foto: Warner Bros/HBO Max
zoom-in-whitePerbesar
Justice League Snyder Cut. Foto: Warner Bros/HBO Max
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Film Justice League Snyder Cut akhirnya rilis di HBO Max mulai hari ini, Kamis (18/3).
ADVERTISEMENT
Rilis perdana pada 2017, banyak fans DC Comics yang tidak puas dengan film Justice League. Ada banyak sekali alasan yang membuat orang-orang merasa tidak puas, mulai dari kualitas CGI yang buruk dan kisah yang terlalu terburu-buru dan terasa dipaksakan.
Di tahun ini, akhirnya rilis Justice League versi sang sutradara, Snyder Cut. Jika sebelumnya durasi film hanya 120 menit alias 2 jam, untuk versi Snyder Cut durasi bertambah menjadi hampir 4 jam.
Justice League Snyder Cut. Foto: Warner Bros/HBO Max
Jika mengaku sebagai fans DC Comics sejati, kalian benar-benar harus menonton film Justice League Snyder Cut. Meski mengangkat kisah yang sama, film 180 memiliki sudut pandang yang jauh lebih luas ketimbang versi 2017.
Film dibagi menjadi 6 bagian yang secara detail menceritakan kisah terbentuknya Justice League. Mulai dari Batman (Ben Affleck) yang mencari Aquaman (Jason Momoa) sampai perang akhir.
ADVERTISEMENT
Hadir pula berbagai tokoh-tokoh yang tak ada di Justice League (2017), seperti Darkseid (Ray Porter), bahkan Martian Manhunter (Harry Lennix), Joker (Jared Leto), dan Deathstroke (Joe Manganiello). Namun, yang terkeren adalah CGI baru untuk sang villain utama, Steppenwolf (Ciarán Hinds).
Justice League Snyder Cut. Foto: Warner Bros/HBO Max
Dahulu, banyak sekali orang yang mencemooh payahnya CGI untuk tokoh Steppenwolf. Di versi Snyder Cut, ada perombakan besar, mulai dari wajah hingga baju zirah yang sangat keren dan detail.
Yang tak kalah penting, film Justice League Snyder Cut menceritakan secara detail latar belakang dari tokoh Cyborg (Ray Fisher). Sebagai remaja yang tubuhnya menjadi robot karena teknologi mother box, di film Justice League (2017), tak ada kisah yang membuat sosoknya terasa penting.
ADVERTISEMENT
Di Justice League Snyder Cut, diceritakan latar belakang tokoh Cyborg. Dari film, dapat diketahui bahwa hubungan Cyborg dengan kedua orang tuanya sangat berperan penting dalam pengembangan karakternya dalam film.
Justice League Snyder Cut. Foto: Warner Bros/HBO Max
Satu lagi, ada kisah dari tokoh The Flash (Ezra Miller) yang tak kalah penting dan seharusnya tidak dibuang di versi 2017. Bahkan, dapat dilihat bagaimana The Flash akhirnya membuat sebuah paradoks waktu yang referensinya sangat dekat dengan versi komik.
Dengan pendekatan yang lebih detail, tokoh The Flash tidak lagi nampak sama seperti superhero remaja andalan Marvel, yakni Spider-Man. Ada latar belakang yang pada akhirnya membuat tokoh itu istimewa.
Meski durasinya sangat panjang, film Justice League Snyder Cut sangat layak untuk disaksikan. Pecinta DC Comics dijamin puas setelah menonton.
Justice League Snyder Cut. Foto: Warner Bros/HBO Max
Namun, film juga memperlihatkan bahwa Warner Bros dahulu sangat terburu-buru dalam membuat keputusan. Mungkin, Warner Bros sangat berambisi ingin menyaingi Marvel Studios dan MCU yang sudah mulai dibangun sejak 2008.
ADVERTISEMENT
Seandainya saja Warner Bros mau bersabar dan mulai membuat satu per satu film dari para anggota Justice League, tentu Zack Snyder tidak perlu lagi membuat film Justice League dengan durasi yang sangat panjang.
Di masa depan, diharapkan Warner Bros bisa mengembangkan DCEU dengan lebih matang. Sebab, pada dasarnya ada banyak orang di seluruh dunia yang mencintai tokoh-tokoh DC dan menginginkan film yang layak, bukan cuma satu karya yang penuh dengan aksi tidak karuan.