Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Review Penyalin Cahaya: Kisah Pelecehan Seksual dengan Alur Cerita yang Cerdas
13 Januari 2022 21:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, belakangan reputasi Penyalin Cahaya tercoreng karena kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh co-writer, Henricus Pria.
Tim Penyalin Cahaya pun langsung mengambil sikap tegas dengan hal tersebut. Mereka memutuskan untuk menghapus nama terlapor dari kredit film Penyalin Cahaya dan di materi-materi publikasi film.
Namun, tidak dipungkiri, film ini mengangkat topik pelecehan seksual yang dibalut dengan alur cerita cerdas. Film Penyalin Cahaya pun sudah tayang di Netflix mulai hari ini, Kamis (13/1).
Review Film Penyalin Cahaya
Film mengisahkan tentang seorang mahasiswi jurusan komputer bernama Suryani (Shenina Cinnamon). Suatu hari, ia hendak merayakan kesuksesan UKM teater yang diikutinya.
Namun, hidup Suryani justru berubah drastis setelah perayaan tersebut. Semuanya disebabkan oleh foto selfie dirinya saat mabuk yang tersebar dan viral di media sosial.
Ingin hidupnya kembali normal dan tenang, Suryani meminta bantuan pada Amin (Chicco Kurniawan), teman kecil sekaligus pekerja di toko fotokopi dekat kampus. Bersama-sama, mereka mencoba menemukan kebenaran tentang foto selfie-nya di pesta tersebut, dengan meretas ponsel para anggota teater.
ADVERTISEMENT
Alur film Penyalin Cahaya terasa agak lambat di awal. Namun, secara detail film menggambarkan profil tokoh Suryani, Amin, serta orang-orang di teater yang diikuti Suryani.
Memasuki bagian pertengahan, tepatnya setelah foto selfie Suryani viral, film mulai terasa intens. Penonton seolah diajak naik rollercoaster yang membuat perasaan berkecamuk dengan berbagai halang rintang dan membuat jantung berdegup kencang, sebal, gemas, namun penasaran.
Dari pertengahan hingga akhir, Penyalin Cahaya menghadirkan berbagai konflik yang terasa dekat dengan realita. Semua terasa natural, tidak dibuat-buat dan dekat dengan permasalahan pelecehan seksual yang memang marak terjadi di Indonesia.
Plot twist yang dihadirkan cukup sulit untuk tertebak. Hal itu membuat penonton terus terbawa tanpa merasa bosan atau mengantuk.
ADVERTISEMENT
Konflik di kampus dan di rumah yang dialami oleh Suryani menjadi representasi dari perasaan banyak remaja di Indonesia. Hal itu membuat film semakin terasa relevan bagi banyak remaja serta dewasa muda di usia 25 tahunan.
Akting para artis muda di film ini sangat memukau. Shenina Cinnamon rasanya sukses membuat banyak orang merasa simpati sekaligus geregetan melihat tokoh Suryani.
Chicco Kurniawan juga bisa dengan asyik memerankan tokoh Amin. Tokoh ini menjadi salah satu faktor yang membuat film seru untuk ditonton hingga akhir.
Ada pula Jerome Kurnia yang berhasil memerankan tokoh Thariq dengan baik. Tokoh Thariq juga membawa satu isu yang akhir-akhir ini ramai menjadi perhatian publik.
Terakhir, ada Giulio Parengkuan pemeran sosok Rama yang tampak paling tenang sejak awal film. Uniknya lagi, cuma di film ini orang-orang akhirnya bisa membuat seorang Yayan Ruhiyan memerankan sosok yang tenang, yakni ayah dari Rama.
ADVERTISEMENT
Musik-musik koplo di film ini juga patut untuk diapresiasi. Sebab, musik-musik itulah yang membuat suasana dalam film Penyalin Cahaya terasa membumi dan Indonesia banget.
Penyalin Cahaya rasanya sangat bisa menjadi film yang memukau bagi banyak orang. Terlepas dari kontroversi sang penulis naskah, film ini sukses menawarkan kisah cerdas dengan cara bertutur yang unik.