Review Ridley Road, Kisah Cinta Agen Rahasia dan Gerakan Anti-Fasis

3 November 2021 9:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Review film Ridley Road
zoom-in-whitePerbesar
Review film Ridley Road
ADVERTISEMENT
Ridley Road merupakan salah satu miniseri terbaru yang tayang di Mola dan mendapat beragam review. Ditulis oleh Sarah Solemani, mini seri dari Inggris itu diadaptasi dari novel karya Jo Bloom.
ADVERTISEMENT
Ridley Road berlatar Inggris di era '60-an pasca Perang Dunia II. Di kala itu, sebuah organisasi Neo-Nazi mulai berkembang dan menjalar di kawasan London, Inggris.
Kisahnya mengikuti tokoh utama bernama Vivien Epstein (Agnes O'Casey), seorang gadis Yahudi yang hendak dinikahkan dengan seorang pria kaya. Namun, Vivien sebenarnya tidak menyukai pria itu.
Ia pun melarikan diri untuk menemui kekasih hatinya, Jack, yang telah pergi meninggalkan London. Dalam pelariannya, Vivien bekerja di sebuah salon dan bertemu dengan Soly Malinovsky (Eddie Marsan) yang memintanya untuk menyamar demi menangkap pimpinan Neo-Nazi, Colin Jordan (Rory Kinnear) beserta antek-anteknya.
Saat menyamar inilah Vivien bisa bertemu kembali dengan Jack (Tom Varey) yang juga menjadi agen rahasia. Masalahnya, percintaan di antara Vivien dan Jack pun mempengaruhi status mereka sebagai agen rahasia.
ADVERTISEMENT
Jack diketahui menyusup ke Gerakan Sosialis Nasional untuk berbagi rencana mereka dengan kelompok anti-fasis yang dipimpin Yahudi. Operasi mereka dipusatkan di sekitar Ridley Road, dengan paman Vivien, Soly (Eddie Marsan) sebagai pemain kunci. Aktivitas mereka didasarkan pada operasi Grup 62, sebuah kelompok perlawanan kehidupan nyata yang dibentuk sebagai tanggapan atas kemunculan kembali kelompok ekstremisme kanan di awal tahun '60-an.
Jo Bloom, sang penulis novel, sempat mengungkapkan rasa senangnya ketika Ridley Road diangkat menjadi miniseri. Sebab, meski kisahnya fiksi, namun unsur-unsur di dalamnya diambil dari peristiwa yang sempat terjadi di dunia nyata.
Ya, Neo Nazi yang menjadi fokus utama di serial ini adalah sebuah gerakan di era '60-an bernama British National Socialist Movement (BNSM) yang dipimpin oleh Colin Jordan. Gerakan ini tergolong ekstrem dan kerap melakukan tindak kekerasan.
ADVERTISEMENT
Kelompok anti BNSM yang diikuti oleh tokoh Vivien dan Jack juga terinspirasi dari The 62 Group. Di era '60-an, kelompok ini sangat keras mengecam keberadaan fasisme sisa-sisa Nazi yang ada di Inggris.
Bahkan nama Ridley Road yang menjadi judul pun diambil dari sebuah jalan di kawasan East End, London, Inggris. Dari wawancara Bloom dengan mantan anggota The 62 Group, diketahui bahwa Ridley Road adalah tempat pertemuan para fasis di era '60-an.
Penulis Jo Bloom, yang novelnya tahun 2014 telah diadaptasi untuk layar lebar oleh penulis dan aktris Sarah Solemani mengetahui cerita itu di sebuah pemakaman. “Ayah saya dan seorang veteran berbicara tentang anti-semitisme yang tumbuh di London Timur pascaperang. Ketika mereka mulai berbicara tentang Grup 62, saya belum pernah mendengar tentang organisasi pertahanan Yahudi mana pun,” katanya.
ADVERTISEMENT
Apakah Vivien dan Jack masih mampu menangkap Colin Jordan? Ataukah mereka justru tertangkap dan mati terbunuh oleh Colin?
Untuk mengetahui kisah selengkapnya, silakan tonton sendiri miniseri Ridley Road yang disutradarai oleh Lisa Mulcahy. Nicola Shindler bertugas sebagai produser eksekutif dk serial tersebut. Ada total empat episode yang saat ini bisa kalian tonton di Mola.
Di IMDb, miniseri Ridley Road mendapat rating 6.6/10. Banyak orang memuji keberanian Lisa Mulcahy mengadaptasi novel Jo Bloom yang menyingkap sejarah kelam Neo Nazi di Inggris pada era '60-an.
Beberapa orang lainnya mengatakan, ada unsur nostalgia yang kental di Ridley Road, mulai dari fashion hingga musik dan tradisi di era '60-an. Jadi, miniseri ini tentu tepat untuk disaksikan oleh penonton Indonesia yang menggemari sejarah.
ADVERTISEMENT
"Drama seri yang fantastis. Benar-benar dibuat dengan bagus. Kamu lupa betapa fluktuatif politik tahun 1960-an. Sebagai remaja, aku pernah terjebak konflik antara kelompok fasis dan anti-fasis di Park Lane, sangat mengerikan. Selain itu kostum dan setnya fantastis," kata penonton bernama Colin Jones dalam review-nya.
Syuting miniseri Ridley Road secara keseluruhan dilakukan di Inggris. Ada setidaknya lima kota di Inggris yang menjadi latar miniseri ini, yaitu Lyne, Bolton, Manchester, Liverpool, dan North Yorkshire.
Cerita Ridley Road terasa unik karena menyajikan kisah kehidupan pasca Perang Dunia II. Serial ini juga mengangkat tema Neo-Nazi di era '60-an yang jarang terekam di film ataupun serial. Kisah drama antara Vivien dan Jack pun cukup seru untuk ditonton. Ya, akting aktris Agnes O'Casey di miniseri ini cukup memukau.
ADVERTISEMENT
Meski hanya empat episode, Ridley Road bisa menjadi tontonan yang asyik. Memang cara penuturannya cukup lambat, namun kisah yang disajikan terasa detail dan mendalam. Penasaran? Kamu bisa menontonnya di sini.