Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Review The Big 4: Saat Timo Tjahjanto Menjelma Jadi Quentin Tarantino
16 Desember 2022 12:45 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Film The Big 4 menghadirkan Putri Marino sebagai Dina, Abimana sebagai Topan, Arie Kriting sebagai Jenggo, Lutesha sebagai Alpha, dan Kristo Immanuel sebagai Pelor. Ada pula Marthino Lio sebagai Antonio Saldova dan Michelle Tahalea sebagai Alo.
The Big 4 berkisah tentang empat saudara tak sedarah, Topan, Jenggo, Alpha, dan Pelor yang dikenal sebagai pembunuh bayaran paling berbahaya. Mereka beroperasi di bawah arahan Bapak Petrus (Budi Ros) yang memiliki anak gadis bernama Dina, Polwan muda.
Suatu hari, seorang pembunuh misterius menghabisi nyawa Petrus. Dina yang sedih berupaya untuk mencari pembunuh ayahnya. Namun, ia justru menemukan jati diri kelam sang ayah yang selama ini dirahasiakan.
Jika hanya menonton dari trailer, mungkin banyak orang akan berpikir The Big 4 adalah film laga komedi yang norak dan tidak seru untuk ditonton. Ya, di industri film Indonesia, memang belum pernah ada karya laga komedi yang bagus secara sinematik dan penceritaan.
ADVERTISEMENT
Namun, saat menonton filmnya, kalian akan terkejut, karena Timo Tjahjanto masih terus menunjukkan ciri khasnya dengan adegan laga yang bersimbah darah. Di sisi lain, ia memikirkan sinematik The Big 4 dengan matang sehingga tidak terkesan kacangan.
The Big 4 Jadi Film yang Seru untuk Ditonton
Di Hollywood, ada sutradara Quentin Tarantino yang gemar membuat film laga bersimbah darah, namun dibalut dengan komedi yang konyol dan aneh. Beberapa film karya masih terkenal sampai sekarang, seperti Kill Bill, Django Unchained, dan Pulp Fiction.
The Big 4 pasti jadi film yang sangat seru untuk ditonton oleh kalian yang mencintai film-film karya Tarantino. Sebab, film terasa intens, menjijikkan, gila, brutal, namun konyol dan mengocok perut.
ADVERTISEMENT
Tarantino juga senang memasukkan berbagai referensi tak biasa untuk adegan di film-film karyanya. Di The Big 4, Timo Tjahjanto juga mencoba untuk memasukkan berbagai referensi, seperti adegan laga di film Hong Kong 90-an sampai adegan bersimbah darah yang terasa hiperbolis ala anime Jepang.
Akting para pemain juga sangat luar biasa keren, terlebih Kristo Immanuel yang sebenarnya belum pernah muncul sebagai aktor layar lebar sebelum The Big 4. Ia mampu menjelma menjadi sosok Pelor yang bergaya, namun aneh dan penakut.
Abimana dan Putri Marino juga jadi kombinasi yang keren. Sinergi keduanya terasa dinamis, penuh ketegangan, namun tak jarang malah terasa lucu.
Kedekatan Lutesha dan Arie Kriting yang memang memerankan dua tokoh freak, Alpha dan Jenggo, juga sangat mengocok perut. Keduanya menghadirkan sentuhan komedi yang tak terduga-duga, apalagi saat melihat film disutradarai oleh Timo Tjahjanto.
ADVERTISEMENT
Pasang ekspektasi tinggi saat ingin menonton The Big 4 di Netflix karena film ini memang seseru dan semenarik itu. Apalagi, sejauh ini belum ada sutradara di Indonesia yang bisa menciptakan film laga menjijikkan nan konyol ala Quentin Tarantino. Kerennya, Timo Tjahjanto sukses melakukan itu.