Review The Creator: Sajian Sci-fi yang Rasanya Akan Bikin Senang Orang Indonesia

28 September 2023 15:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster film The Creator. Foto: 20th Century Studios
zoom-in-whitePerbesar
Poster film The Creator. Foto: 20th Century Studios
ADVERTISEMENT
The Creator merupakan film sci-fi Hollywood yang sudah tayang di bioskop Indonesia sejak 27 September lalu. Film ini diproduseri dan disutradarai oleh Gareth Edwards.
ADVERTISEMENT
Nama Gareth Edwards cukup dikenal di kalangan pencinta film sci-fi. Ia merupakan sutradara film Godzilla (2014) dan Rogue One: A Star Wars Story (2016).
Di film ini, Edwards menggandeng Chris Weitz sebagai penulis naskah. Weitz merupakan sosok tersohor yang dikenal berkat karyanya di film The Golden dan Twilight: New Moon.
Cuplikan film The Creator. Foto: 20th Century Studios
Film bergenre sci-fi action ini mengisahkan tentang kehidupan manusia yang berdampingan dengan artificial intelligence (AI) di masa depan. Sebuah tragedi akhirnya memicu perang antara manusia dan para AI.
Joshua (John David Washington) adalah tentara yang dipercaya oleh militer pemerintah AS untuk mencari dan membunuh Creator, sosok dari pasukan AI yang diisukan telah membuat senjata pemusnah manusia. Di sisi lain, Joshua juga sangat berduka, karena istrinya Maya (Gemma Chan), meninggal dalam tragedi perang manusia dan AI.
ADVERTISEMENT
Dalam pencariannya, Joshua justru bertemu dengan AI anak-anak yang ia beri nama Alphie (Madeleine Yuna Voyles). Ikatan emosi, kejadian di masa lalu, dan rasa cinta membuat tugas Joshua yang mulanya terasa mudah menjadi rumit.
Gareth Edwards sempat menjelaskan bahwa The Creator banyak terilhami dari berbagai karya fiksi Hollywood hingga anime, seperti Blade Runner (1982), Akira (1988), dan E.T. the Extra-Terrestrial (1982). Memang benar, vibes dari film-film tersebut sangat terasa di The Creator.
Cuplikan film The Creator. Foto: 20th Century Studios
Film The Creator terasa sangat berat karena membahas soal kondisi dunia distopia yang kelam. Namun, hubungan Joshua dan Alphie menjadikan nuansa di film terasa lebih hangat.
Namun, sepertinya banyak orang Indonesia akan merasa dekat dengan film ini, karena soundtrack yang ditampilkan. Ya, di film The Creator, ada tiga lagu Indonesia lawas yang menjadi soundtrack.
ADVERTISEMENT
Tiga lagu itu adalah Kasih Suci, Hanny, dan Hari Yang Mulya dari band Golden Wing. Pemilihan lagu Golden Wing sebagai soundtrack juga sangat unik, karena band ini pada dasarnya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia saat ini.
Golden Wing merupakan band-band rock yang dibentuk pada 1969. Karena berasal dari Palembang, band ini tidak sepopuler AKA, Rollies, dan God Bless.
Cuplikan film The Creator. Foto: 20th Century Studios
Tiga lagu yang jadi soundtrack adalah ciptaan dari Adhi Mantra, keyboardist Golden Wing. Biarpun sudah lawas, lagu-lagu Golden Wing terasa sangat cocok untuk ada di film.
Jadi, biarpun kisahnya jauh dari realita, soal perang manusia dan AI, setidaknya orang Indonesia bisa tetap merasa dekat dengan film The Creator.
Di sisi lain, akting John David Washington dan Madeleine Yuna Voyles sangat keren di film ini. Keduanya sukses menghidupkan chemistry yang menarik.
ADVERTISEMENT
Kalau soal CGI dan visual effect yang disajikan, Gareth Edwards sudah tidak perlu diragukan. Semua terasa rapi, keren, dan memanjakan mata.
Ya, The Creator ini memang sangat cocok untuk pecinta sci-fi. Ada banyak unsur yang sepertinya terilhami dari anime dan itu membuat film ini kian terasa tak biasa.