Rieke Diah Pitaloka Kenang Momen Jadi Mualaf di Usia 24 Tahun

19 Juni 2024 10:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rieke Diah Pitaloka dalam acara perilisan buku Ruang Doa di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (13/6).  Foto: Vincentius Mario/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rieke Diah Pitaloka dalam acara perilisan buku Ruang Doa di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (13/6). Foto: Vincentius Mario/kumparan
ADVERTISEMENT
Pesinetron dan politisi Rieke Diah Pitaloka memeluk agak Islam sejak usia 24 tahun. Rieke bahkan melalui perjalanan panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku mempelajari banyak agama dan mempertimbangkan banyak hal sampai akhirnya yakin memeluk Islam.
"Saya dulu sekolahnya dua. Pagi sekolah umum Katolik, sore saya ke pesantren. Jadi saya pelajari semuanya," kata Rieke ditemui awak media di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Rieke Diah Pitaloka dalam acara perilisan buku Ruang Doa di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (13/6). Foto: Vincentius Mario/kumparan
Anggota DPR RI dari fraksi PDIP ini pun ingat betul mengucapkan syahadat di Ruang Aspirasi Bulungan, Jakarta Selatan.
"Saya memutuskan masuk Islam umur 24 tahun dengan syahadat sendiri. Waktu itu saya sadar memilih Islam sebagai agama saya, dan mengucap syahadat sendiri di Ruang Aspirasi Bulungan," jelas Rieke.
Keputusan tersebut ternyata dipertanyakan oleh kedua orang tua Rieke. Pemeran Oneng dalam sitkom Bajaj Bajuri ini pun sempat meminta pencerahan dari ayahnya. Ayah Rieke saat itu memberikan kebebasan bagi Rieke untuk beragama.
ADVERTISEMENT
"Jadi orang tua saya tanya 'kamu memang mau masuk Islam? Jangan-jangan kamu galau mau masuk mana'," ujar Rieke.
"Saya tanya 'menurut Papa gimana?'. Dia bilang 'Nak, agama itu privasi. Putuskan dengan kesadaran kamu, dan konsekuen dengan pilihan itu'," lanjut Rieke menirukan ayahnya.

Rangkum Perjalanan Spiritual

Cerita tentang keputusan pindah agama Rieke Diah Pitaloka dan pengalaman spiritual lainnya dituangkan Rieke dalam sebuah buku puisi berjudul Ruang Doa.
Menurut Rieke, buku adalah medium terbaik untuk menyebarkan pesan dan uneg-uneg kepada banyak orang.
"Dalam perjalanan spiritual saya, saya lihat ini sesuatu yang membuat saya banyak belajar. Karya yang baik tidak hanya jadi karya pribadi. Ketika orang lain membacanya, orang jadi merasa terlibat," tutup Rieke.
ADVERTISEMENT