Rocket Rockers dan di Balik Kostum Rumah Sakit

Rocket Rockers di Synchronize Festival 2017 (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)

Rocket Rockers adalah satu dari puluhan line up yang menjadi pengisi acara Synchronize Festival 2017 hari pertama, pada Jumat (6/10) malam, di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Ada yang unik dari penampilan mereka malam itu.

Aska (vokal, gitar), Lowp (gitar), Bisma (bass), dan Ozom (drum) mengenakan baju rumah sakit berwarna hijau ala dokter yang hendak melakukan operasi. Hal ini ternyata sengaja disiapkan Rocket Rockers karena ingin "bedah" album mereka dari pertama hingga kelima.

"Soal kostum, ini kan kita bawain lagu-lagu dari yang pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Dan sebagai alibi karena kita lupa-lupa lagi, karena jarang dibawain," ujar Aska saat ditemui usai manggung di Lake Stage.

Selain itu, ada satu alasan lagi mengapa mereka memakai baju operasi.

"Satu lagi, kalau pakai baju pasien itu biasanya yang salah bisa jadi benar. Jadi, ya dimakluminlah ya kalau pakai baju pasien," imbuh Aska.

Ternyata, Rocket Rockers bermaksud menyindir salah satu wakil rakyat yang belakangan telah melepas status tersangka terhadap kasus korupsi. Belakangan, pejabat publik itu juga baru saja keluar dari rumah sakit setelah beberapa waktu dirawat.

Ya, kalian tahu siapa orangnya? Itulah yang membuat band asal Bandung ini tidak ingin melewatkan momen itu.

Vokalis Rocket Rockers, Aska Pratama (Foto: Instagram @rocket_rockers)

"Karena memang lagi hype-nya tanda pagar (tagar) yang itu tuh, the power of apa gitu," sindir Aska.

"Ya jadi momennya pas lah. Kita bedah album sekaligus sebagai netizen yang budiman kita harus meramaikan media sosial," celetuk Bisma.

Mereka mengungkapkan kekesalannya terhadap kasus mega korupsi tersebut. Aska bahkan mengatakan, hingga sekarang ia masih belum punya Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). Hal yang sama juga diutarakan oleh Lowp.

Basist Rocket Rockers, Bisma Aria (Foto: Instagram @rocket_rockers)

"Program itu 'kan tentang kartu identitas ya. Sampai sekarang kita enggak punya. Padahal e-KTP kan yang satu chip berlaku di mana-mana," katanya.

Sang penabuh drum, Ozom, juga menyayangkan bahwa ada saja tingkah politisi agar bisa terlepas dari jeratan status tersangka.

"Banyak tokoh-tokoh politisi yang alasannya sakit, tiba-tiba bisa dihapus saja kasusnya, dilupakan, ada pengurangan hukuman," tuturnya Ozom.