Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Saat Anak-Anak Berkebutuhan Khusus Nyanyi dan Menari di EKI Update 3.0
28 November 2017 6:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company bekerjasama dengan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) menggelar pentas seni bertajuk 'EKI Update 3.0'. Pentas seni ini diselenggarakan pada 28-30 November di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Untuk mempersiapkan acaranya, EKI Dance Company dan YPAC mengadakan gladibersih di GKJ, Senin (27/11). Para anak berkebutuhan khusus turut mengisi acara bertajuk #LyfeKidsJamanNow itu.
Awalnya, pentas dimulai dengan tarian ‘Raung Maung’, yakni Tarian Jaipong dan Sisingaan dari Jawa Barat. Selanjutnya, ditampilkan tarian berjudul ‘Lebay’.
Kemudian, ada tarian bertema #itsLIT yang ditampilkan oleh perempuan-perempuan cantik. Tidak kalah serunya, ada juga tarian berjudul ‘Halu’, yang sangat mencerminkan anak milenial, seperti tema yang diusung oleh EKI Dance Company dan YPAC.
“Tarian ‘Halu’ tentang anak yang sedang bermain games ‘Mario Bros’,” kata Uli Herdiansyah sebagai host dalam pentas seni itu.

Para anak berkebutuhan khusus turut tampil. Mereka membawakan lagu ‘Kicir-Kicir’, ‘Selayang Pandang’, dan ‘Yamko Rambe Yamko’.
ADVERTISEMENT
Ini kali ketiga bagi EKI Dance Company menggelar pentas seni. Sebelumnya, mereka membuat 'EKI Update 1.0' dengan mengangkat tema #EtnikKekinian dan 'EKI Update 2.0' dengan tema #InArtWeUnite.
EKI Dance Company bekerjasama dengan YPAC karena berhubungan dengan tujuan dari pementasan, yaitu mendorong kepedulian masyarakat akan anak-anak berkebutuhan khusus melalui seni. Hasil penjualan tiket akan disumbangkan untuk YPAC.

Ketua YPAC Purnawati menyatakan, walaupun terhambat dengan fisik, anak-anak YPAC tetap semangat untuk menjalani latihan.
“Mereka tertarik dan merasa dihargai, juga sangat senang, karena ‘kan setiap hari kegiatan hanya sekolah. Mereka bisa ikut menari sambil mendorong kursi roda. (Mereka) mengharapkan ke depannya ada lagi acara serupa,” ujar Purnawati.