Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sahabat Mengimbau Agar Opick Tak Lagi Dicaci dan Di-bully
19 Maret 2018 13:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah proses pemakaman selesai, Ustaz Ahmad Al Habsyi selaku salah seorang sahabat Opick menyampaikan ungkapan dukanya terhadap kepergian mendiang Wulan. Ia juga tak lupa mendoakan pelantun lagu 'Tombo Ati' tersebut.
"Ini bentuk Allah ingin mengangkat derajat Opick. Mudah-mudahan, yang diberikan ujian diberikan kesabaran, yang diberikan musibah Allah angkat derajatnya, dan Allah SWT akan memberikan pelajaran dari sini," ucap Al Habsyi.
Al Habsyi mengaku mendengar banyak cacian dan hinaan yang dialamatkan pada pihak Opick dalam perjalanannya menuju pemakaman. Hal itu terkait tindakan poligami Opick yang membuat istri pertamanya, Dian Rositaningrum, melayangkan gugatan cerai.
"Sampai detik ini, ketika saya dari rumah menuju ke pemakaman, saya masih melihat cacian-cacian yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku dirinya punya Tuhan," ungkap Al Habsyi.
ADVERTISEMENT
Alhasil, ia mengimbau agar siapa pun tak lagi mencaci, menghina, maupun mem-bully Opick mulai saat ini.
"Sampai ada yang bilang, 'Kenapa enggak mati dua-duanya.' Itu kalimat orang yang... Allahu Akbar. Orang yang beriman itu merasakan apa yang dirasakan oleh saudaranya. Bukan hak Anda untuk menghukum seseorang," tutur Al Habsyi.
"Yang terpenting adalah Anda cukup urusi diri Anda sendiri. Kadang-kadang, kita belum tentu lebih baik dari yang kita hina," tambahnya.
Al Habsyi mengaku ingin meneteskan air mata, bukan semata-mata karena ikut merasakan kesedihan Opick akan kepergian Wulan. "Surga yang Allah siapkan ternyata lebih indah dari dunia yang selama ini mencaci dan menghina," ujar Al Habsyi.
Di samping itu, ia juga memuji Opick yang menyatakan telah rida atas kepergian istri keduanya.
ADVERTISEMENT
Sekitar sebulan sebelum mengembuskan napas terakhir, mendiang Wulan mengalami keguguran. Calon bayi laki-lakinya hanya bertahan selama delapan bulan sebelum meninggal di dalam kandungan.
Setahun sebelumnya, mendiang Wulan juga sempat mengalami keguguran. Kala itu, calon bayinya berjenis kelamin perempuan.