Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pesinetron Adi Kurdi kini sudah pergi untuk selama-selamanya. Ia meninggal pada Jumat (8/5) di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Salah satu teman Adi Kurdi, Harry Tjahyono, menuturkan bahwa kondisi pria berusia 71 tahun tersebut memang sempat mengalami penurunan. Bahkan, matanya pun sudah tak bisa melihat karena pengaruh sakit glaukoma.
"Kalau sakitnya, sih, enggak tahu. Yang saya tahu, dia, kan, glaukoma, penglihatannya sudah tidak bisa, sudah buta, kemudian kemarin masih bikin Terima Kasih Emak dan Abah," ujar Harry saat dihubungi, Jumat (8/4).
Sementara itu, dalam sebuah wawancara di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Novia Kolopaking, rekan Adi Kurdi di sinetron Keluarga Cemara, mengatakan ada perubahan kesehatan dari rekannya itu.
"Mas Adi Kurdi tidak bisa melihat. Tadi saya lupa sampaikan bahwasanya aslinya sekarang sudah tidak bisa melihat," ucap Novia Kolopaking pada 4 Maret lalu.
ADVERTISEMENT
Perempuan berusia 47 tahun ini tidak menyebutkan secara detail apa penyakit yang membuat mata Adi Kurdi tak lagi bisa melihat.
Bahkan, selama menjalani syuting film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah, Adi Kurdi harus dibantu orang lain.
"Itu yang membuat membuat kami menjadi lebih care karena, kan, (Adi Kurdi ) ke mana-mana harus dituntun. Untuk dialog harus dibantu. Ya, jadi itu saja yang yang berkesan buat saya," tuturnya.
Film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah garapan sutradara Dedi Setiadi itu awalnya akan tayang di bioskop pada 16 April 2020 mendatang. Namun, karena ada pandemi virus corona, film itu ditunda penayangannya.