Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sebelum Meninggal, Gunawan Maryanto Sempat Ikut Rapat untuk Podcast Aktor Sepuh
7 Oktober 2021 15:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Seniman teater, aktor, dan penulis Gunawan Maryanto berpulang di usai 45 tahun di Rumah Sakit Ludira Husada, Kota Yogyakarta, pada Rabu (6/10) pukul 20.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Pemeran Wiji Thukul dalam film biopik Istirahatlah Kata-Kata ini mengalami serangan jantung pada pukul 16.00 WIB, saat memimpin rapat di Teater Garasi.
Perintis Teater Garasi, Yudi Ahmad Tajudin, mengatakan Gunawan Maryanto yang merupakan direktur artistik Teater Garasi memang tengah mempersiapkan podcast untuk aktor sepuh yang Gunawan gagas beberapa waktu lalu.
"Dia sedang rapat untuk program yang dia gagas, idenya dia. Podcast untuk aktor sepuh," kata Yudi di di Karangmalang, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Kamis (7/10).
Gunawan yang akrab disapa Cindhil ini mempersiapkan fasilitas dan juga mengatur teknis untuk podcast tersebut. Dia juga mengundang aktor teater sepuh untuk pembacaan cerpen atau lakon.
"Dia hendak mendokumentasikan, cara baca, estetika aktor-aktor sepuh," katanya.
ADVERTISEMENT
Gunawan Maryanto Sempat Sesak Napas hingga Muntah Usai Rapat
Namun, di akhir rapat kemarin, Gunawan mengalami sesak, mual, hingga muntah-muntah. Dia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Ludira Husada, Kota Yogyakarta yang merupakan rumah sakit terdekat dari studio Tetater Garasi di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Namun, Gunawan tak dapat ditolong dan mengembuskan napas terakhirnya di sana.
Yudi mengenang, terakhir kali dia sepanggung dengan Gunawan adalah 29 September lalu. Pertunjukan itu direkam untuk merefleksikan perjalanan Teater Garasi.
"Di pertunjukan itu, Gunawan salah seorang yang memberi refleksi paling akhir pertunjukan. Perjalanan di Teater Garasi membuat dia berpikir tentang batas. Batas antara seni dan bukan seni. Kenyataan dan panggung. Batas seniman, aktivis, peneliti. Yang saya enggak sadar ternyata batas yang lain," katanya.
ADVERTISEMENT
Pertunjukkan tersebut masih belum diberi judul dan masih dalam proses editing. Karya ini akan menampilkan apa yang terjadi di balik panggung, hingga project-project Teater Garasi.
Yudi bersama Gunawan telah 27 tahun membesarkan teater garasi. Prestasi yang ditorehkan Gunawan tak lepas dari dedikasi dan kedisiplinannya sebagai seniman. Ketika terlibat dalam suatu proyek, Gunawan akan terlibat penuh.
"Maka enggak heran sebagai penyair dia punya prestasi yang cukup membanggakan. Khatulistiwa Award kalau enggak salah, (juga) sebagai aktor tahun lalu ikut (mendapat penghargaan) di Festival Film Indonesia," katanya.
Karya panggungnya, Repertoar Hujan pada tahun 2001 juga patut dibicarakan dalam sejarah teater Indonesia. Di sana, Gunawan memberikan estetika teater yang baik
"Jadi buat kami di samping sosok yang sangat baik, dia baik pada semua orang. Cenderung menghindari konflik. Perekat dinamika kelompok Teater Garasi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Gunawan Ingin Menulis Novel
Kepada Yudi, Gunawan sempat bercerita ingin membuat novel. Selama ini, selain menjadi aktor, dia menulis puisi juga cerpen.
"Yang belum kesampaian nulis novel. Beberapa tahun ini beberapa kali ngobrol belum menemukan waktu nulis novel. Dia bilang pengin nulis novel. Katanya disiplinnya beda banget dengan nulis cerpen," katanya.
Menulis novel adalah cita-cita Gunawan yang tidak tercapai. Namun, sederet karyanya tetap menempatkan dirinya sebagai seniman multi talenta.
Prestasi Gunawan Maryanto salah satunya memenangkan kategori Pemeran Utama Pria Terbaik di FFI 2020 berkat film Hiruk Pikuk Si Al-Kisah.
Pada tahun 2017 lalu melalui perannya sebagai Wiji Thukul di Film Istirahatlah Kata-Kata, Gunawan mendapat penghargaan kategori pemeran pria terbaik di Usmar Ismail Award.
ADVERTISEMENT