Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengilas balik, Robby pernah begitu tenar pada era ‘70-an hingga ‘80-an. Kala itu, ia--bersama Roy Marten, Yenny Rachman, Yatie Octavia, dan Tanty Josepha--mendapat julukan ‘The Big Fives’ lantaran disebut-sebut sebagai pelaku akting dengan bayaran tertinggi.
Jatuhnya industri perfilman Indonesia pada 1984 membuat Robby mencari cara lain untuk menghasilkan uang. Setelah lama berkecimpung di kancah bisnis, ia kembali ke dunia akting melalui sejumlah sinetron.
Meski demikian, Robby tak lagi antusias untuk meraih kesuksesan sebagai pelaku akting. Ada yang lebih membuatnya jatuh hati, yakni bekerja di ladang Tuhan.
Ya, lambat laun, lelaki kelahiran 20 Juli 1950 tersebut justru kian yakin untuk meninggalkan dunia hiburan yang menjanjikan kemewahan demi melakukan pelayanan dan penginjilan. Hal ini dibenarkan oleh anak sulung Robby, Juan Bernard.
ADVERTISEMENT
“Sejak rehat syuting, papi lebih ke penginjilan. Kan, sekarang sudah jadi pendeta setelah tidak syuting lagi. Beberapa kali tetap main film, cuma tetap lebih banyak diisi pelayanan,” tutur Juan ketika ditemui di Rumah Duka Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia (RSU UKI), Jakarta Timur, Kamis sore.
“Papi pengin karena sudah umur, sih. Jadi, lebih fokusnya ke hal yang berbau rohani. Yang berbau duniawi sudah cukup,” ucap Juan.
Robby ternyata tak hanya menyebarkan injil ke pelosok Indonesia. Menurut Juan, ayahnya pernah melakukan penginjilan hingga ke Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
“Ke Amerika itu sekitar lima atau enam tahun lalu. Tapi, enggak mau ke sana lagi karena umur, kan, sudah capek perjalanan pesawatnya. Jadi, hanya fokus di Indonesia,” ujarnya.
Pilihan Robby untuk fokus melakukan pelayanan dan penginjilan mendapat dukungan penuh dari ketujuh anaknya. Ya, sebab, anak-anaknya pun aktif melayani di gereja.