Selain Lawan Kanker, Yana Zein Juga Berjuang sebagai Orangtua Tunggal

2 Juni 2017 16:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Yana dirawat di Siloam Hospitals TB Simatupang. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yana dirawat di Siloam Hospitals TB Simatupang. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Ketika mendengar nama Yana Zein, banyak orang langsung mengingat akan karakternya sebagai tokoh antagonis yang kerap jahat dengan lawan mainnya. Yana memulai karier pertama kali lewat judul film 'Cintaku di Rumah Susun (1987)'.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, namanya sering menghiasi layar kaca dengan membintangi sejumlah judul sinetron, dengan karakter antagonis. Namun, banyak pula yang tidak mengetahui kehidupan pribadi pesinetron berusia 50 tahun ini.
Yana pernah menikah dengan Fahmi Darmawansyah. Belum dikaruniai anak, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bercerai sekitar 1993. Fahmi sendiri kemudian menikahi aktris Inneke Koesherawati pada April 2004.
Tidak diketahui bagaimana kisah asmaranya, pemain sinetron 'Doa dan Anugerah' ini kembali menikah dengan seorang pria, yang identitasnya tidak pernah disebutkan di publik. Pada pernikahan keduanya ini, Yana dikarunia dua orang anak bernama Aurelia Callista Carilla (13) dan Alika Pandora Salvine(11).
Yana berjuang untuk sembuh demi kedua puterinya. (Foto: Fanny Kusumawardhani dan Caroline Pramantie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yana berjuang untuk sembuh demi kedua puterinya. (Foto: Fanny Kusumawardhani dan Caroline Pramantie/kumparan)
Perjuangan Yana sebagai single parent dimulai saat sang suami meninggal pada Juni 2016 lalu, akibat sakit Parkinson yang diderita selama kurang lebih 5 tahun.
ADVERTISEMENT
Sakit Parkinson disebabkan degenerasi sel saraf bertahap pada otak tengah. Bagian tersebut merupakan organ yang sangat penting untuk mengatur pergerakan tubuh. Gejala yang muncul dari Parkinson biasanya berupa tremor atau gemetaran.
Ketika penderita Parkinson sudah parah, bisa kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh. Selain itu, bisa memuncul depresi, insomnia, kehilangan indera penciuman dan bahkan daya ingat.
Usai ditinggal sang suami untuk selama-lamanya, Yana juga harus melanjutkan hidupnya yang divonis sakit kanker payudara stadium 4 pada 2015. Padahal kala itu, dirinya tengah berjuang membesarkan kedua putrinya yang sudah mulai sekolah.
Ria Irawan bersama Yana Zein dan kerabat. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ria Irawan bersama Yana Zein dan kerabat. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Ia bahkan harus menyelesaikan kontrak kerja pada judul sinetron 'Cinta di Langit Taj Mahal' bersama Nabila Syakieb dan Shaheer Sheikh. Tak ingin pekerjaannya terganggu, ia berusaha untuk mengatasi penyakitnya melalui pengobatan alternatif.
ADVERTISEMENT
Namun bukan kesembuhan yang dirasakan, kanker tersebut justru semakin parah hingga merambat mengenai getah bening.
Saat ditemui kumparan, Yana mengungkapkan sedikit penyesalannya karena terlambat untuk berobat secara medis. Ia malah memilih pengobatan alternatif, mengingat kontrak syuting yang harus ia jalani saat itu.
"Saya waktu itu tidak merasa apa-apa sih, tidak merasakan sakit atau apapun. Makanya saya tetap jalani aktivitas seperti biasa. Tapi mungkin badan saya nggak kuat lagi, saat syuting mau selesai tahu-tahu tangan saya bengkak sekali tapi saya tetap syuting. Waktu itu saya cuma berpikir bagaimana caranya saya bisa dapat uang untuk biaya pengobatan setelah selesai syuting," tutur Yana dengan mata berkaca-kaca, ketika ditemui Januari 2017.
Yana Zein berobat ke Guangzhou, Tiongkok. (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yana Zein berobat ke Guangzhou, Tiongkok. (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
Honor selama puluhan tahun bekerja sebagai pemain sinetron, semakin menipis. Ia bahkan harus menjual segala barang-barang berharga miliknya untuk menutupi biaya pengobatan kanker tersebut.
ADVERTISEMENT
Kedua putrinya pun harus berhenti sekolah karena Yana sudah tak lagi memiliki biaya untuk membayar biaya pendidikan anaknya.
Melihat kondisi sang mama yang tak berdaya di atas ranjang rumah sakit, membuat kedua putrinya berinisiatif untuk menjual koran dan buku pelajaran, demi menutupi biaya pengobatan mama tercinta.
Yana Zein saat tiba di Bandara Soetta (Foto: Yurika Kencana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yana Zein saat tiba di Bandara Soetta (Foto: Yurika Kencana/kumparan)
"Mereka lihat ke loteng ada koran bekas dan buku pelajaran bekas. Mereka bilang ke mama saya 'Ma kayaknya mami masih bisa berobat. Di atas ada koran bekas dan buku pelajaran bekas kita, mungkin mama bisa panggil pemulung yang suka lewat depan rumah, jadi bisa kita jual. Habis itu mami bisa pergi ke dokter' Akhirnya mereka panggil pemulung dan jual semua barang bekas tersebut," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Semangat Yana untuk sembuh tak pernah padam. Ia terus berputar otak bagaimana caranya agar biaya pengobatannya cukup dan dirinya bisa sembuh.
Akhirnya kabar dirinya menderita sakit kanker tersebar di berbagai media nasional. Dukungan dan bantuan dari kerabat serta teman-teman seprofesi mulai berdatangan.
Yana Zein saat tiba di Bandara Soetta (Foto: Yurika Kencana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yana Zein saat tiba di Bandara Soetta (Foto: Yurika Kencana/kumparan)
Biaya pengobatan Yana sedikit demi sedikit tertutupi. Bahkan kedua anaknya, sudah bisa kembali sekolah dengan metode pendidikan homescholling.
Ia kemudian mendapat tawaran untuk menjalani pengobatan di Modern Cancer Hospital Guangzhou, Cina. Selama 4 bulan menjalani pengobata, Yana pun kembali ke Tanah Air dengan wajah penuh senyum semringah.
"Hi Indonesia, Yana pulang! Tapi nanti balik lagi (ke China) untuk check up aja," ucap Yana menyapa awak media di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (28/5).
Peti mati Yana Zein di rumah duka RS Fatmawati (Foto: Yurika Kencana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peti mati Yana Zein di rumah duka RS Fatmawati (Foto: Yurika Kencana/kumparan)
Kala itu dirinya mengaku kondisi kesembuhan telah mencapai 75-80 persen. Ia bahkan mengaku akan kembali terbang ke China sekitar Juni atau Juli mendatang.
ADVERTISEMENT
Kini, Yana sudah pergi untuk selama-lamanya. Perjuangan melawan rasa sakit ditubuhnya selama kurang lebih 2 tahun itu, sudah tak lagi ada.