Selamat Ulang Tahun Kesatria Musik Inggris Raya, Sting!

2 Oktober 2018 16:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sting (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sting (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Sting merupakan pemain bas dan penyanyi yang sangat fenomenal di kancah musik dunia. Memulai karier sebagai vokalis grup musik punk The Police, Sting menjelma menjadi salah satu musisi serba bisa yang piawai berkarya dalam berbagai genre musik berbeda.
ADVERTISEMENT
Hari ini, Selasa (2/10), sang maestro tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-66 tahun. Berikut perjalanan kariernya sejak era '70-an hingga kini
1. Ditolak BBC, diterima di Amerika Serikat
Sting (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
zoom-in-whitePerbesar
Sting (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
Terinspirasi dari gerakan punk rock kontemporer yang berkembang pesat di Inggris Raya era '70-an, drummer Stewart Copeland dan penyanyi sekaligus pemain bas gitar bernama Gordon Matthew Thomas Sumner yang kemudian dikenal dengan nama Sting membentuk The Police.
Mengajak serta dua gitaris bernama Andy Summers dan Henry Padovani, The Police merilis demo pertamanya yang bertajuk 'Fall Out' pada 1997. Demo tersebut menunjukkan kepiawaian Sting dan Copeland dalam mengabungkan unsur jazz, classic, dan reggae dengan punk rock ala The Ramones dan Dead Boys.
Pada 1978, Summers memecat Padovani yang dirasa menghambat perkembangan The Police. Dia melakukan hal tersebut sebelum The Police membuat album pertama mereka, 'Outlandos d'Amour', secara independen dengan modal besar, yakni Rp 30 juta.
ADVERTISEMENT
'Roxanne' ciptaan Sting didaulat sebagai debut single utama dari album tersebut dan mulai diedarkan ke berbagai radio di Inggris Raya. Namun, BBC tidak bisa memasukkan 'Roxanne' ke dalam daftar tangga lagu karena tema prostitusi yang terlalu kental.
Tidak hilang akal, The Police kemudian bertandang ke Amerika Serikat untuk tampil di sebuah bar kumuh bernama CBGB. Meski kumuh, bar tersebut terkenal karena sukses mengorbitkan banyak band punk kontemporer, seperti Dead Boys, The Ramones, hingga Talking Heads.
'Roxanne' pun sukses membius pecinta musik Amerika, membuat nama The Police dan Sting kian tersohor.
2. Kiprah solo dan kegiatan sebagai aktivis sosial
Sting (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
zoom-in-whitePerbesar
Sting (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
Sejak pertama kali terbentuk, semua personel The Police memang memiliki gaya dan ciri khasnya masing-masing. Summers dikenal sebagai otak dari berbagai aransemen musik yang jenius, Copeland dikenal sebagai badboy yang pandai mencipta ketukan unik, dan Sting dikenal sebagai badut panggung yang ramah, namun piawai dalam meramu lirik-lirik puitis nan nakal.
ADVERTISEMENT
Karena perbedaan tersebut, personel The Police diketahui sering kali terlibat dalam perdebatan panjang. Meski enggan mengundurkan diri dari The Police, Sting kerap tampil sebagai solois di berbagai festival musik.
Dibantu oleh banyak musisi seperti Kenny Kirkland (pianis jazz), Daryl Jones (The Rolling Stones), dan Omar Hakim (session drummer untuk Madonna, David Bowie, dan Celine Dion), Sting merilis debut album solonya yang bertajuk 'The Dream of the Blue Turtles' (1982) yang bernuansa pop jazz. Beberapa single dari album tersebut meledak di pasaran, bahkan Sting diganjar dengan penghargaan triple platinum.
Selain itu, 'The Dream of the Blue Turtles' juga mendapat empat nominasi di Grammy Awards 1983, 'Album of the Year', 'Best Male Pop Performance', 'Best Jazz Instrumental Performance', dan 'Best Engineered Recording'.
ADVERTISEMENT
Sting pun kian liar dalam mengembangkan kariernya sebagai seorang solois dengan menelurkan album 'Nothing Like the Sun' pada 1987 dengan hit single 'Englishman in New York'. Pada 1988, Sting malah membuat lagu jazz bertajuk 'Nada Como el Sol' yang dinyanyikan dalam bahasa Spanyol dan Portugis.
Meski sudah sukses besar di industri musik dunia, Sting tetaplah seorang punk yang peduli pada sesama. Pada 1981, Sting mengajak serta banyak musisi, termasuk Eric Clapton, Phil Collins, dan Bob Geldof, membuat acara amal guna menegakkan hak asasi manusia di Theatre Royal, London, Inggris, selama empat hari. Pada 1984, Sting membawakan lagu 'Do They Know It's Christmas' di konser amal Live Aid dalam rangka mempertunjukkan kepedulian pada penduduk dunia yang miskin dan kelaparan.
ADVERTISEMENT
Hingga tua, Sting tak pernah berhenti menjadi aktivis kegiatan sosial. Pada 2011, ia bahkan berani untuk membatalkan konser dk Kazakhstan karena mengetahui bahwa pemerintah setempat berlaku kurang adil pada keluarga penambang minyak.
3. Mulai mencipta soundtrack film dan gelar kesatria dari kerajaan Inggris
Sting (Foto: www.sting.com/Andrzej Strzelczyk)
zoom-in-whitePerbesar
Sting (Foto: www.sting.com/Andrzej Strzelczyk)
Memasuki era '90-an, lagu-lagu Sting bersama The Police dianggap sebagai mahakarya abadi yang membentuk skena musik punk kontemporer dunia serta cetak biru bagi musik pop punk era milenial. Di sisi lain, Sting terus menjadi solois dan banyak bereksperimen dengan genre-genre lain, termasuk jazz, progressive rock, dan pop klasik.
Selain mencipta banyak album yang melegenda, Sting mulai dipercaya untuk menjadi seorang pembuat soundtrack film. 'The Emperor's New Groove' adalah film pertama yang menggunakan jasa Sting sebagai pencipta soundtrack.
ADVERTISEMENT
Karena soundtrack di film tersebut berhasil menjadi nominasi di Academy Awards kategori 'Best Original Song', Sting pun dipercaya untuk mencipta soundtrack di film 'Kate and Leopold' (2001). Benar saja, Sting memenangkan kategori 'Best Original Song' dari Golden Globes Awards 2002.
Hingga era 2000-an, Sting dinilai berhasil membanggakan Inggris Raya berkat keahliannya dalam mencipta dan menyanyikan lagu. Oleh karena itu, Ratu Elizabeth pun memberi Sting gelar kehormatan 'Commander of the Most Excellent Order of the British Empire' pada 2003.
4. Reuni The Police dan karya duo bersama Shaggy
Sting (Foto: www.sting.com/Andrzej Strzelczyk)
zoom-in-whitePerbesar
Sting (Foto: www.sting.com/Andrzej Strzelczyk)
Pada 1986, The Police sempat vakum karena kegiatan masing-masing personel sebagai solois. Namun, The Police kembali bersatu di atas panggung menyanyikan lagi 'Roxanne' dalam gelaran Grammy Awards 2007.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Sting dan The Police menggelar tur dunia selama satu tahun dengan tajuk 'The Police Reunion Tour'. Sting dan The Police menyambangi total 150 kota di seluruh dunia dan menghibur lebih dari 22 ribu orang. Keuntungan dari tur tersebut sangat fantastis dan menembus hingga Rp 5,4 triliun.
Pada April lalu, Sting merilis album '44/876' yang menggabungkan nuansa rock dan reggae ala The Police. Album terbaru Sting itu terkesan berbeda karena ia berkolaborasi dengan Shaggy, rapper asal Jamaika.