Sempat Kurang Produktif, Rendy Pandugo Akhirnya Rilis Mini Album Chapter One

20 Februari 2020 22:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rendy Pandugo rilis EP Chapter One, Mall of Indonesia, Jakarta Utara, Kamis (20/2).
 Foto: Giovanni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rendy Pandugo rilis EP Chapter One, Mall of Indonesia, Jakarta Utara, Kamis (20/2). Foto: Giovanni/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musisi Rendy Pandugo resmi merilis extended play (EP) bertajuk Chapter One pada Kamis (20/2). Rendy menghadirkan tiga lagu dalam EP itu, yakni Why, Underwater, dan single terbarunya, Edge of the Heart.
ADVERTISEMENT
Pria berusia 34 tahun itu hanya menggarap satu lagu di EP Chapter One, yaitu Edge of the Heart. Krisis kepercayaan diri membuatnya kurang produktif menelurkan karya selama beberapa waktu ke belakang.
“Gue lagi overthinking kali, ya. Terlalu banyak yang gue pikirin, jadi enggak bisa fokus sana sini. Kebanyakan mikir, jadi akhirnya gitu deh. Enggak bisa fresh mikirnya,” ucap Rendy Pandugo ketika ditemui di Mall of Indonesia, Jakarta Utara, Kamis (20/2).
Rendy Pandugo rilis EP Chapter One, Mall of Indonesia, Jakarta Utara, Kamis (20/2). Foto: Giovanni/kumparan
Why dan Underwater sengaja dipilih untuk menemani Edge of The Heart di mini album ini. Rendy mengaku ingin lebih banyak mengeksplorasi kedua lagu itu di mini albumnya itu.
Rendy Pandugo mengaransemen kedua lagu tersebut dengan alunan musik pianonya. Versi piano kedua lagu itu berpadu apik dengan Edge of The Heart di mini album tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kurang puas dalam artian gue pengin masih bisa explore lagi, masih banyak bisa diapa-apain. Akhirnya gue memilih lagu aransemen secara piano agar lebih dapat pesannya,” tutur Rendy.
Rendy Pandugo saat ditemui di Konferensi Pers Festival Mesin Waktu 2019. Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
Di Chapter One, Rendy untuk pertama kalinya terjun langsung dalam segala proses pengerjaan. Ia mengaku puas dengan EP ini, yang perilisannya berjarak tiga tahun dari album perdananya, The Journey.
“Untuk pertama kalinya gue produce semua sendiri. Vokal, musik dan sebagainya. Ya, cukup mengenang masa-masa zamannya Soundcloud dulu,” ungkapnya.
Tahun lalu, Rendy sengaja berlatih piano agar bisa memberikan yang terbaik di mini albumnya tersebut. Selama setahun, Rendy belajar main piano lewat internet.
“Tapi sebenarnya bukan yang gue belajar manggil guru. Gue memang beli piano keyboard gitu. Ya, hampir tiap hari gue mainin, autodidak,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Rendy dikenal sebagai musisi yang identik dengan gitarnya. Namun, untuk kali ini, dia hanya ingin mengeksplorasi khazanah permusikannya saja.
“Gue enggak tahu (apakah bakal berlanjut main piano), tapi mungkin bisa berlanjut, sih. Gue enggak tahu, tergantung gue masih inget main pianonya apa enggak tahun depan,” ucap Rendy.
Rendy kemudian menegaskan dirinya tidak merilis Chapter One saja tahun ini. Dia juga sedang mempersiapkan EP lain yang bertajuk Chapter Two.
Rendy Pandugo di Lifechanger Concert Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
“Akan beda, tapi akan ada lagu sedihnya. Lagu happy juga ada. Kalau ini kan sedih semua, next ada yang senangnya juga,” ujarnya.
Menutup perbincangan, Rendy Pandugo mengatakan alasan mengapa dirinya tidak menyatukan kedua EP tersebut dalam satu album.
“Waktu itu memang kurang satu lagu. Jadi ya sudah, akhirnya nunggu aja deh. Dari nunggu ini, kita keluarin Chapter Two,” tandas Rendy Pandugo.
ADVERTISEMENT