Serunya Aksi Wing-Chun Donnie Yen di film 'Ip Man 4: The Finale'

22 Desember 2019 17:06 WIB
comment
24
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster Film 'Ip Man 4: The Finale'. Foto: Dok. IMDB
zoom-in-whitePerbesar
Poster Film 'Ip Man 4: The Finale'. Foto: Dok. IMDB
ADVERTISEMENT
Di film 'Ip Man 4: The Finale', aktor Donnie Yen kembali dipercaya untuk memerankan Ip Man, jagoan wing chun dari Tiongkok yang juga merupakan guru dari aktor laga Bruce Lee. Film tersebut kini sudah rilis di berbagai bioskop di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Franchise film 'Ip Man' bermula sejak 2008. 'Ip Man 4: The Finale' sendiri adalah film terakhir yang mengangkat kisah hidup sang legenda bernama asli Yip Ka-man itu.
Di sisi lain, 'Ip Man 4: The Finale' akan menjadi film laga terakhir dari Donnie Yen. Telah berusia 56 tahun, Yen ingin pensiun dari film laga yang mengharuskannya mempraktikkan adegan-adegan berat dan berbahaya.
Cuplikan Film 'Ip Man 4: The Finale'. Foto: Dok. IMDB
Disutradarai oleh Wilson Yip dari naskah karya Hiroshi Fukazawa dan Edmond Wong, film bercerita tentang kehidupan Ip Man (Donnie Yen) di masa tua. Ia beranjak dari Hong Kong ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan dari sang murid, Bruce Lee (Danny Chan Kwok-kwan), sekaligus mencari sekolah bagi anaknya yang pembangkang, Ching (Ye He).
ADVERTISEMENT
Ketika sampai di Amerika Serikat, Ip Man justru dikejutkan dengan sikap masyarakat kulit putih yang sangat rasis dan jahat terhadap kaum Tionghoa. Ahli tai chi, Master Wan (Wu Yue), juga membenci sikap Ip Man yang membiarkan Bruce Lee mengajarkan seni bela diri Tionghoa pada orang-orang kulit putih.
Cuplikan Film 'Ip Man 4: The Finale'. Foto: Dok. IMDB
Di sisi lain, Master Wan adalah kepala dari Chinese Benevolent Association. Meski dongkol, mau tidak mau Ip Man harus mendapatkan rekomendasi dari Wan jika sang anak ingin bersekolah di Amerika Serikat.
Tidak hanya masalah antara dua jagoan kung fu yang saling bertolak belakang mengenai prinsip penyebaran budaya Tionghoa, hadir pula dua pelatih Angkatan Laut Amerika Serikat yang rasis, Geddes (Scott Adkins) dan Collin (Chris Collins). Geddes dan Collin yang sangat menyukai karate tidak senang ketika salah satu pelatih, Hartman (Vanness Wu), berupaya memasukkan unsur bela diri Tionghoa ke dalam kurikulum.
Cuplikan Film 'Ip Man 4: The Finale'. Foto: Dok. IMDB
Bagaimana cara Ip Man menyelesaikan semua masalah itu? Masih bisa kah Ip Man bertarung di usia yang sudah senja? Akankah ada jalan keluar yang baik bagi semua pihak?
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui hal-hal itu, silakan tonton 'Ip Man 4: The Finale'. Pastinya, film ini cocok bagi mereka yang rindu melihat aksi keren Donnie Yen di film-film laga berunsur budaya Tionghoa.
Melalui 'Ip Man 4: The Finale', sutradara Wilson Yip berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu membuat film laga yang keren. Ia mampu membuat tokoh Ip Man yang kala itu diceritakan telah berusia 71 tahun nampak sangat jago dalam melakukan seni bela diri wing chun.
Film juga menawarkan pertarungan antara wing chun dengan disiplin bela diri lain, yaini tai chi dan karate. Semua pecinta film action tentu akan merasa senang melihat gerak bela diri yang sangat beragam di dalam film.
Cuplikan Film 'Ip Man 4: The Finale'. Foto: Dok. IMDB
Yip juga tidak memberi porsi yang berlebihan pada sosok Bruce Lee. Ia tetap fokus menceritakan kisah hidup Ip Man dan hanya beberapa kali menghadirkan Lee di layar.
ADVERTISEMENT
Dari segi aktor, Donnie Yen sukses memerankan tokoh Ip Man. Film ini benar-benar mengukuhkan satu fakta bahwa memang tidak ada aktor berdarah Tionghoa lain yang cocok untuk memerankan Ip selain Yen.
Scott Adkins juga sukses berperan sebagai tokoh antagonis utama di film ini. Melalui 'Ip Man 4: The Finale', Adkins memamerkan kepiawaian bela dirinya pada dunia.
Namun, Wilson Yip tetap melakukan kesalahan yang sama seperti film 'Ip Man' (2008). Ia terlalu banyak memasukkan sub-tema yang terasa kurang penting dan justru mengganggu tema utama dalam film, yakni perbedaan perspektif mengenai persebaran budaya Tionghoa.
Memang sub-tema itu memberi pesan moral yang lebih pada penonton. Namun, pada akhirnya, tidak terbangun narasi yang baik dan film pada akhirnya agak sukar untuk mengikuti jalan cerita yang sudah ada.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, 'Ip Man 4: The Finale' akan sangat seru untuk disaksikan oleh pecinta film-film laga yang mengangkat budaya Tionghoa. Akting para aktor pun tergolong keren dan hampir semua adegan laga yang tersaji terasa seru serta menegangkan.
Namun, narasi dalam film terasa kurang baik, karena sub-tema yang terlalu banyak. Alhasil, film terasa agak membingungkan dan mungkin, membosankan bagi mereka yang mengutamakan alur cerita ketimbang adegan laga.