Shoemaker Studios Luncurkan Shoebox 2.0, Wijaya 80 Tampil di Live Session

12 April 2025 18:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grup musik Wijaya 80 ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). Foto: Vincentius Mario/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Grup musik Wijaya 80 ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). Foto: Vincentius Mario/kumparan
ADVERTISEMENT
Shoemaker Studios adalah salah satu rumah musik ternama yang berdiri sejak 10 tahun yang lalu. Rumah musik ini didirikan oleh Prajna Murdaya, Nikita Dompas, dan Harmoko Aguswan, di Cikini, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Mereka telah berkolaborasi dengan lebih dari 1500 musisi Indonesia dan mancanegara, seperti Tulus, Sal Priadi, Nona Ria, Svmmerdose, Lalahuta, dan masih banyak lagi.
Kini, Shoemaker bervisi melanjutkan gerakannya dengan semangat baru, yaitu menjadikan tempat pembuatan karya musik sebagai ruang yang aktif dalam membentuk budaya musik Indonesia.
Tujuan mereka ingin menjadi suatu ekosistem yang menghubungkan berbagai elemen musik lintas genre dan negara, kemudian menjadi katalis bagi kolaborasi inovatif.
“10 tahun lamanya Shoemaker Studios melayani artis-artis lokal maupun internasional. Sudah saatnya Shoemaker mengambil peran yang lebih besar supaya bisa memberikan dampak positif yang lebih besar juga bagi para kreatif di bidang musik," ungkap Prajna Murdaya, Co Founder Shoemaker Studios, ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Grup musik Wijaya 80 ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). Foto: Vincentius Mario/kumparan
Salah satu terobosan menarik Shoemaker 2.0 adalah Shoemaker House Lab, sebuah konsep inkubasi bagi para musisi. Nikita Dompas, salah satu founder, memastikan Shoemaker akan menjadi ruang aman bagi musisi-musisi yang ingin memantapkan visi musik mereka.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kami pengin bikin yang lebih cantik secara audio dan visual untuk Shoebox. Nantinya kami juga mau jalan ke area offline. Apa yang ada di Shoemaker bisa dibawa ke luar dari gedung rekaman ini juga," ungkap Nikita.
"Seperti bikin Shoebox Day Out, yang akan menjadi live perform dengan menyatukan yang pernah tampil di Shoebox,” lanjutnya.
Konsep Shoebox 2.0 berevolusi, sehingga tidak lagi hanya menjadi rangkaian video live session, melainkan juga menjadi suatu brand dan platform bagi musisi untuk konten live performance terbaik mereka.
Grup musik Wijaya 80 ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). Foto: Vincentius Mario/kumparan

Kehadiran Wijaya 80 di Shoebox 2.0

Sebagai langkah awal, Shoebox 2.0 dimulai dengan peluncuran episode perdana yang dibintangi Wijaya 80, trio musik retro yang terdiri atas Ardhito Pramono, Erikson Jayanto, dan Hezky Joe. Mereka menampilkan enam lagu dari EP Perjumpaan yang baru dirilis awal 2025.
ADVERTISEMENT
"Alatnya beda banget. Biasanya kami pakai plug in, tapi ini benar-benar enggak ada plug in sama sekali buat mixing masteringnya," ujar Ardhito.
Sebagai mixer, Eriksen Jayanto juga mengakui sentuhan retro lagu Wijaya 80 lebih terasa berkat Shoemaker Studios.
"Hasil audionya enak, hasil edit videonya juga. Ada di mana bass moving, kamera sorot ke sana, drum gimana, itu capture semua ekpresi. Bahkan lagi vokal, high not segala macam. Gue suka banget hasilnya," kata Eriksen.
Video live performance Wijaya 80 di Shoemaker Studios sudah tayang pada 9 April 2025 di kanal YouTube Shoemaker Studios.