Singapore Media Festival Hasilkan Rp 39 Triliun Deal dalam 10 Tahun

6 Desember 2023 19:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IMDA Chief Executive (CE), Lew Chuen Hong dalam pembukaan Asia TV Forum & market di Marina Bay Sands, Singapura, Selasa (5/12). Foto: Dok. IMDA
zoom-in-whitePerbesar
IMDA Chief Executive (CE), Lew Chuen Hong dalam pembukaan Asia TV Forum & market di Marina Bay Sands, Singapura, Selasa (5/12). Foto: Dok. IMDA
ADVERTISEMENT
Singapore Media Festival (SMF) telah menjadi salah satu event industri media terbesar di Asia sejak 2014. Saat ini lebih dari 274 ribu partisipan dari 60 negara yang berpartisipasi dengan total transaksi senilai SGD 3,2 miliar atau sekitar Rp 39 triliun dalam satu dekade.
ADVERTISEMENT
Digelar sejak 30 November hingga 10 Desember mendatang, SMF kali ini hadir kembali dengan rangkaian program seperti Singapore International Film Festival (SGIFF), Asia TV Forum & Market (ATF), Singapore Comic Con (SGCC) dan Nas Summit Asia sebagai tambahan.
Infocomm Media Development Authority (IMDA) sebagai penyelenggara memperkirakan festival ini akan dihadiri lebih dari 50,000 top profesional media, leaders, talent, content creators dan konsumen dari Asia dan berbagai belahan dunia lain untuk membuat mimpi baru, konten dan koneksi.
Proses syuting dengan pendekatan Virtual Production di film Kungfuland. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Menurut IMDA Chief Executive (CE), Lew Chuen Hong, saat ini konsumsi konten lokal tumbuh dengan pesat di berbagai negara seperti Thailand dan Indonesia, begitu juga dengan konsumsi konten Asia di platform streaming global yang mengalami pertumbuhan hingga 30 persen.
ADVERTISEMENT
“Mungkin Anda familiar dengan beberapa judul terkenal seperti ‘Stealing Raden Saleh’ (Mencuri Raden Saleh karya Angga Dwimas Sasongko), ‘An Inconvenient Love’ (Filipina) di Netflix, dan serial Disney+ ‘Mendua’ (Indonesia). ‘Mendua’ adalah adaptasi dari Dr. Foster, atau yang lebih dikenal dengan KDrama ‘the World of the Married’, dan itu menunjukkan kemampuan konten Asia untuk menjangkau audiens global,” kata Lew Chuen Hong di Marina Bay Sands, Singapura.
Singapore Media Festival (SMF) 2023. Foto: Dok. IMDA
Selain itu, tren yang sedang berkembang saat ini adalah ko-produksi talenta lokal dengan internasional. Lew Chuen Hong mengatakan bahwa ko-produksi didorong oleh berbagai faktor, dan dari sisi bisnis, platform streaming dituntut untuk menambah pelanggan sekaligus menekan biaya produksi agar bisa menghasilkan untung.
“Aku pikir hal tersebut memicu perubahan dalam strategi akuisisi, dari memiliki sepenuhnya sebuah konten menjadi menciptakan ko-produksi dengan lebih dari satu partner global,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Singapore Media Festival 2023 yang memiliki tema ‘Make It Here’ juga menampilkan lebih dari 100 film dari 50 negara, dengan 20 world premiere. Beragam insight seputar industri juga bisa didapatkan dari sesi panel bersama 30 pembicara.
“Event ini punya peran penting untuk membantu talenta lokal dan regional dalam menjangkau audiens yang lebih luas,” tambah IMDA Media Industry Cluster Director Jean Ng.

Singapore Film Comission (SFC)

Singapore Film Commission, divisi di bawah Infocomm Media Development Authority (IMDA), baru saja merayakan 25 tahun berdirinya organisasi tersebut dan menjembatani film dan talenta lokal dengan lebih dari 800 proyek termasuk film pendek dan skenario.
Salah satu film yang didanai SFC ‘Chicken Rice War’ di awal era 2000-an, berhasil memenangkan Discovery Award di Toronto International Film Festival 2001, dan film lainnya yang berjudul ‘Perth’ arahan sutradara Djinn mendapatkan respons positif di Locarno dan Rotterdam.
ADVERTISEMENT
“Kini lebih banyak pembuat film datang dan menciptakan cerita autentik tentang Singapura, dan kami juga sadar bahwa memberi dukungan pada generasi pembuat film selanjutnya adalah kunci,” kata Lew Chuen.