Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
SMF 2023: Virtual Production Bakal Jadi Masa Depan Pembuatan Konten
7 Desember 2023 10:16 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Singapura mendorong talenta lokal untuk terus berinovasi dengan memberikan dana SGD 25 juta atau sekitar Rp 289 miliar untuk pengembangan produksi virtual dalam tiga tahun ke depan. Virtual Production Innovation Fund akan membantu talenta lokal memproduksi konten dengan teknologi terkini yang membuat mereka tak lagi dibatasi set fisik.
ADVERTISEMENT
“Virtual Production memungkinkan kami membuat sesuatu yang tidak mungkin bisa dilakukan di Singapura,” kata Director & Founder Ajacent Media dalam acara Singapore Media Festival 2023 di Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (6/12).
Jacen kemudian menunjukkan trailer film ‘Kungfuland’ yang ia buat dengan dengan pendekatan Virtual Production dan foto behind the scene ketika aktornya beraksi di depan layar LED besar dengan set gunung. Beda dengan green screen, pendekatan virtual production memungkinkan sutradara untuk membuat keputusan instan jika ada yang kurang sesuai dengan adegan yang sedang dibuat.
“Saya pikir saya langsung bisa bikin dunia seperti Star Wars,” seloroh Jacen.
“Tapi sangat susah untuk membuatnya terlihat nyata. Kita harus menyesuaikan lingkungan yang tidak nyata dan yang nyata,” tambah dia.
Virtual Production Innovation Fund pertama kali diberikan pada Desember 2022 senilai SGD 5 juta atau sekitar Rp 57,8 miliar. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 20 proyek kreatif yang dibuat, salah satunya serial drama ‘Once Upon A New Year’s Eve’ yang membuat ulang set virtual Singapore National Theatre dan National Library di Stamford Road yang membangkitkan nostalgia penduduk Singapura.
ADVERTISEMENT
“Kami datang dan mencari materi di National Archive kemudian memberikannya pada artis dan membuatnya dari nol. Itu pertama kali kami pakai Virtual Production, dan pasti ke depan akan banyak tantangan karena masih early stage,” ujar AVP Content Project Development Mediacorp Jourdansky Young.
Tantangan selanjutnya, menurut Jourdansky, adalah studio yang kecil, sehingga tak bisa leluasa untuk membuat grande scene atau wideshot yang terlihat nyata. Selain itu perlu adaptasi menyeluruh bagi kru dalam pola kerja yang berbeda dari produksi tradisional.
“Tapi Virtual Production juga bisa meminimalisir bujet traveling untuk kru, akomodasi ke lokasi syuting dan sebagainya. Selain itu juga baik untuk sustainability karena biasanya ketika kita bikin set, itu hanya akan berakhir di tempat sampah ketika sudah selesai,” tambah dia.
ADVERTISEMENT
Keseriusan rumah produksi di Singapura juga ditunjukkan Refinery Media yang mengumumkan bahwa 50 persen dari bujet Global Co-Production Fund mereka akan digunakan untuk eksplorasi proyek inovatif dengan pendekatan Virtual Production untuk genre long form.
“Kami ingin mendukung para kreator yang ingin menembus batas dalam pembuatan film masa kini,” kata CEO Refinery Media Karen Seah.
Masterclass dan Kurikulum Virtual Production
Virtual Production Innovation Fund juga akan membantu talenta lokal belajar kurikulum Virtual Production pada April 2024 mendatang di Ngee Ann Polytechnic dan Republic Polytechnic. Selain itu, perusahaan di Singapura, Oceanus Media Global (OMG), akan memperkenalkan masterclass yang didesain untuk produser dan sutradara pada kuartal pertama 2024. OMG juga berkolaborasi dengan Nanyang Polytechnic (NYP) untuk mengembangkan kurikulum dan training yang komprehensif.
ADVERTISEMENT
“Sesi immersive ini menawarkan eksplorasi mendalam akan proses Virtual Production, yang akan memandu para profesional dengan cutting-edge insights dan hands-on experiences,” kata OMG dalam pernyataannya.