Soleh Solihun Rela Menggigil dan Antre Lama Saat Beli Kaus Band Rock

13 Juli 2018 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Soleh Solihun (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Soleh Solihun (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
Soleh Solihun dikenal oleh publik sebagai aktor, penulis buku, dan komika alias stand up comedian. Siapa sangka, lelaki berdarah Sunda itu sempat menjadi ujung tombak di sebuah band rock kampus saat kuliah.
ADVERTISEMENT
"Tapi, gue enggak nyanyi. Di band, gue jadi MC. Gue ini mungkin satu-satunya MC di band rock. Gue ini frontman yang bukan vokalis. Jadi frontman, tapi backing vocal," ujar Soleh ketika ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
"Ketika band beres lagu, gue ngomong, orang ketawa. Pas band-nya nyanyi, gue melipir jadi backing vocal," ucapnya melanjutkan.
Soleh mengaku masih sangat menyukai musik rock yang keras dan mengentak tersebut hingga saat ini. Menurutnya, irama musik keras selalu mampu memberi semangat bagi dirinya dalam menjalani pekerjaan di dunia hiburan Tanah Air.
Oleh sebab itu, di usia 39 tahun, Soleh yang sudah tidak lagi tergabung dalam sebuah band mengonversi kecintaannya tersebut melalui hobi mengoleksi merchandise band rock legendaris, seperti Rolling Stones, Dead Kennedys, dan Ramones, terutama yang berupa kaus.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang lain paling kemeja dan itu untuk kebutuhan kerja, MC, atau apa, gue belanja kaus band saja. Gue enggak suka pakai kaus distro, 99 persen baju gue ya kaus band," ungkap Soleh.
Namun, sutradara film 'Reuni Z' itu enggan mengkoleksi merchandise resmi band rock legendaris bekas. Ia punya alasan tersendiri terkait itu.
"Kalau barang bekasnya murah, enggak apa-apa. Tapi, kaus band itu, semakin lama semakin mahal. Kan gue sebal. Ngapain gue beli kaus lama dan mahal? Lebih baik gue beli kaus yang baru saja," tuturnya.
Soleh Solihun. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Soleh Solihun. (Foto: Munady Widjaja)
Kendati demikian, bukan berarti semua koleksi merchandise resmi band rock milik Soleh biasa-biasa saja dan tidak bersejarah. Ia rupanya pernah rela mengantre lama pada hari bersalju di Tokyo, Jepang, hanya demi mendapatkan kaus Rolling Stones.
ADVERTISEMENT
"Antrenya panjang dan dingin. Kalau yang lain, gampang, belinya tinggal online atau beli ke toko. Kalau yang Rolling Stones itu susah karena ke Tokyonya jauh. Pas beli, antrenya panjang banget dan lagi musim dingin. Itu paling susah karena menggigil belinya," beber Soleh.
Selain band rock legendaris internasional, Soleh juga mengoleksi berbagai atribut, mulai dari kaus hingga patch dan pin, dari banyak band rock lokal, seperti Seringai, Marjinal dan Godbless.
Meski telah mengoleksi banyak kaus band rock yang beberapa di antaranya sulit didapat, alumni Universitas Padjajaran tersebut enggan meluangkan waktu untuk memberi perawatan khusus. Soleh memilih untuk menyerahkan urusan mencuci dan menyetrika kaus koleksinya kepada sang asisten rumah tangga (ART).
"Kadang suka emosi kalau pembantu setrika bagian sablonnya. Tapi, ya sudahlah, biarin saja. Kalau kita terikat pada kebendaan, hidup enggak akan bahagia, lho. Jangan terlalu mikirin," ucap Soleh sembari berkelakar.
ADVERTISEMENT
Saat ini, tren mengenakan kaus band atau merchandise resmi band rock sudah tak terlalu digandrungi oleh generasi milenial. Meski kerap dicap kuno dan ketinggalan zaman, Soleh mengaku tetap akan konsisten dan justru merasa awet muda kala mengenakan kaus band.
"Enggak apa-apa (disebut ketinggalan zaman). Gue konsisten. Setelan gue dari kuliah memang sudah begini, jaket, jeans, sama kaus. Biar saja kuno, muka gue sudah tua juga. Tapi, gue ngerasa masih umur 20-an. Meski pun gue sudah tua, tapi gue merasa kayak masih kuliah aja," tandasnya.