Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
'Split' Sukses di Box Office, Tapi Dikritik Psikolog dan Akademisi
6 Februari 2017 14:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
'Split' terbukti menjadi mesin uang yang efiktif untuk Universal Pictures. Dengan hanya menggelontorkan uang 9 juta dolar AS (sekitar Rp 199,9 miliar, ukuran yang kecil untuk industri Hollywood), mereka sudah meraup pendapatan total sementara 101,7 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,35 triliun. Terima kasih kepada M. Night Shyamalan!
ADVERTISEMENT
Film yang dibintangi James McAvoy ini menjadi juara box office Amerika Utara selama tiga pekan berturut-turut, dan mengalahkan remake 'Rings' yang hanya mendapatkan 13 juta dolar AS di pekan pertama pemutarannya.
Para penonton mungkin saja menikmati cerita 'Split', tetapi kritik juga tak berhenti berdatangan. Bukan soal penytradaraan, cerita dan kualitas akting, melainkan penggambaran tokoh utama yang dinilai bisa memberikan dampak buruk untuk penderita Gangguan Identitas Disosiatif (GID).
Beberapa psikolog dan akademisi menilai Shyamalan mengangkat mitos kurang tepat, dan kurang bijak--meskipun tentu saja cerita film ini fiksi. Psikolog penerima penghargaan dan terapis Michelle Stevens bahkan membuat surat terbuka untuk sang sutradara.
"Aku telah hidup bertahun-tahun dengan stigma yang diciptakan oleh film seperti milik Anda," kata psikolog yang segera merilis buku 'Scared Selfless'.
ADVERTISEMENT
Dengan penggambaran penderita GID seperti di film 'Split', Michelle cemas apabila nanti orang-orang yang meragukan diagnosisnya. Michelle sendiri adalah penderita GID, yang sempat memiliki beberapa kepribadian akbiat trauma masa kecil sebagai budak seks kekasih ibunya.
Film ini juga dikritik Dr. Garrett Marie Deckel, spesialis GID di Icahn School of Medicine di New York. Cerita film dinilai bisa mengecewakan dan menambah penderitaan para pengidap GID. Sementara ahli kesehatan mental Australia, Cathy Kezelman, mengatakan bahwa orang-orang yang didiagnosis GID kecil kemungkinan untuk berperilaku kasar, berbanding terbalik dengan penggambaran di film.
"Jadi untuk orang yang mengalami itu, dan menyaksikan film tentang diagnosis mereka, bisa sangat traumatis," kata Cathy kepada SBS.
ADVERTISEMENT
Tapi Shyamalan merasa tak ada yang salah dengan cerita filmnya. Semua dikerjakan dengan proporsional, dan banyak orang tersentuh juga terhormat melihat bagaimana (James Mc Avoy) menggambarkan mereka yang berbeda."
"Kami tak memiliki isu dengan orang yang sudah menonton filmnya sampai selesai," kata dia.