Sri Hanuraga Sebut Ijen Summer Jazz 2017 Mampu Menginspirasi Penonton

6 Oktober 2017 17:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Hanuraga (Foto: Facebook @sri.hanuraga)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Hanuraga (Foto: Facebook @sri.hanuraga)
ADVERTISEMENT
Penyanyi jazz muda, Sri Hanuraga, menjadi salah satu bintang tamu yang paling dinantikan di acara Ijen Summer Jazz 2017 yang dilaksanakan hari ini, Jumat (6/10), di Banyuwangi, Jawa Timur. Bersama trionya, pria berusia 31 tahun ini akan menutup acara dan berkolaborasi dengan penyanyi Dira Sugandi.
ADVERTISEMENT
Penyanyi yang kerap disapa Aga itu mengaku sangat senang bisa tampil di festival musik yang menyuguhkan pemandangan alam. Tapi, ini bukanlah kali pertama baginya tampil di acara musik dengan latar belakang gunung. Agustus lalu, Aga adalah salah satu pengisi acara di Jazz Gunung Bromo, Malang, Jawa Timur.
"Seneng banget sih, kemarin 'kan udah ngerasain situasi yang agak mirip di Bromo. Senang banget, alamnya bagus banget, resort-nya bagus banget, ditambah penampilnya juga bagus-bagus banget. Jadi, inspiring banget," ungkapnya kepada kumparan (kumparan.com) saat ditemui di Jiwa Jawa Resort Banyuwangi.
Sri Hanuraga (Foto: DN. Mustika Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Hanuraga (Foto: DN. Mustika Sari/kumparan)
Bagi Aga, bernyanyi dan menyatu dengan alam adalah sebuah pengalaman yang berbeda. Apalagi, lokasi Ijen Summer Jazz ini sangat jauh dari kebisingan kota, sehingga para penggila musik jazz bisa fokus menikmati musik yang mendayu-dayu.
ADVERTISEMENT
"Buat saya, apalagi yang orang Jakarta, ini refreshing banget karena tiap hari macet, bising. Di sini bener-bener suasana alam, jauh dari bunyi keramaian kota, pemandangan kayak gini inspiring banget. Jadi, bisa fokus buat denger musik, enak banget sih," tuturnya.
Malam ini, Aga dan Dira Sugandi akan membawakan 9 lagu yang terdiri dari lagu-lagu daerah di Indonesia, di antaranya adalah 'Cublak-Cublak Suweng', 'Bubuy Bulan', 'Rayuan Pulau Kelapa', 'Bengawan Solo', dan masih banyak lagi.
Pria yang meraih gelar master dari Conservatorium van Amsterdam, Belanda, ini memiliki alasan mengapa dirinya memilih untuk melestarikan lagu-lagu daerah yang selama ini, sudah jarang terdengar.
"Yang pertama, secara musik, saya pengin nyari sound saya sendiri. Cari bunyi yang beda karena itu saya harus gali latar belakang saya sendiri. Yang kedua, karena ini 'kan hasil kebudayaan, seperti lagu karya seni bangsa tuh alat transfer identitas dari satu generasi ke generasi lain," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi, saya rasa sebagai generasi ini, harus reinterpretasi cerita lama, lagu-lagu lama. Saya lihat dari perspektif yang beda dan saya bikin jadi relevan untuk generasi saya," lanjutnya.
Ijen Summer Jazz 2017 akan digelar selama 2 hari berturut-turut, yakni 6-7 Oktober 2017 di Jiwa Jawa Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur.