Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sutradara kenamaan Indonesia, Mouly Surya , sedang menggarap sebuah film baru. Film itu bertajuk Perang Kota.
ADVERTISEMENT
Perang Kota diadaptasi dari novel sastra klasik Indonesia, Jalan Tak Ada Ujung, karya Mochtar Lubis. Novel itu diterbitkan pertama kali pada 1952.
Mouly menggarap film itu bersama rumah produksi Cinesurya dan Starvision. Produser Cinesurya, Fauzan Zidni, menjelaskan bagaimana awal dari proyek tersebut.
"Kami memulai pembicaraan film Perang Kota dengan Starvision sejak akhir 2019. Sebuah kehormatan di awal tahun ini akhirnya bisa menyepakati kerja sama, co-production dengan Pak Parwez. Ini adalah kolaborasi pertama kami dan semoga berkelanjutan," ungkap Fauzan Zidni dalam siaran pers yang kumparan terima, Jumat (4/6).
Di sisi lain, produser Starvision, Chand Parwez Servia, mengaku senang dengan kesempatan ini. Sebab, ia tahu Mouly Surya adalah sutradara yang sangat berbakat.
ADVERTISEMENT
"Starvision sangat antusias untuk bergabung dengan proyek terbaru sutradara Mouly Surya, Perang Kota. Rekam jejak Mouly yang solid dan kualitas artistik yang tinggi selalu menghasilkan film-film yang melampaui batas sinema dan gaya bercerita yang unik," kata Chand Parwez.
"Kami yakin bahwa film ini akan menarik perhatian penonton di Indonesia maupun internasional," sambungnya.
Perang Kota bercerita tentang Isa, seorang pahlawan perang sekaligus guru yang coba untuk kembali memperoleh kejayaan. Ia ingin melakukan itu demi uang.
Ia pun diharuskan untuk melakukan sebuah misi, yakni meledakkan sebuah bioskop untuk membunuh seorang jenderal Belanda. Di sisi lain, Belanda dan Inggris mulai berkoalisi untuk menjajah Indonesia setelah Perang Dunia Dua.
Selain Cinesurya dan Starvision, film Perang Kota juga diproduksi oleh berbagai rumah produksi internasional. Mereka adalah Giraffe Pictures (Singapura), Volya Films (Belanda), DuoFilm (Norwegia), dan Epic Media (Filipina).
ADVERTISEMENT