Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sulit Berbahasa Padang di Onde Mande!, Jajang C Noer Menghafal seperti Anak SD
17 Juni 2023 12:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jajang C Noer menuturkan bahwa tidak mudah untuk bisa bermain di film Onde Mande!. Sebab, di film ini ia harus berlakon dengan bahasa Padang.
"Saya harus menghafal. Kalau di film-film lain kan pakai bahasa Indonesia aja, mungkin juga kadang-kadang logatnya saja. Kalau ini kan kata-katanya dan susunan kalimatnya harus bisa semua dan itu belum pernah saya kuasai," ungkap Jajang C Noer saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
Menurut Jajang, menghafal dialog di film Onde Mande! membuatnya merasa seperti anak kecil lagi. Sebab, selama proses menghafal, Jajang tidak memiliki guru.
"Jadi saya perlu menghafalkannya sama kayak anak kecil yang menghafalkan sejarah gitu loh. Nah, itu yang bikin saya ada usaha luar biasa," kata Jajang.
ADVERTISEMENT
"Berkali-kali soalnya, mesti diulang-diulang, kayak anak SD menghafalnya. Ya mungkin dalam waktu satu bulan atau dua bulan, karena enggak ada (guru bahasa Padang). Saya cuma baca dan oh gini, oh gitu," sambungnya.
Makin sulit lagi, sebuah film mengharuskan satu adegan untuk diambil gambar berulang kali. Karena itu, jika sudah hafal satu kali, Jajang tidak bisa merasa senang dan bangga.
"Take-nya berulang-ulang, kan biasanya sebelum take itu latihan dulu, nah itu yang berulang-ulang. Take-nya juga saya ngelus-ngelus dada. Kalau sudah dibilang oke, ya, sudah saya percaya aja," tuturnya.
Selain Jajang C Noer, film Onde Mande! juga dibintangi oleh Shenina Cinnamon, Emir Mahira, Ajil Ditto, Shahabi Sakri, dan Jose Rizal Manua. Film Onde Mande! bercerita tentang Angku Wan (Musra Dahrizal), pensiunan guru yang hidup sebatang kara di tepi Danau Maninjau, Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, Angku memenangkan undian dari sebuah perusahaan sabun. Hadiah bernilai miliaran rupiah tersebut akan ia gunakan untuk tujuan yang mulia, yaitu membangun desa demi kesejahteraan bersama.
Namun, Angku meninggal dunia dan tim dari perusahaan sabun pergi ke desa di tepi Danau Maninjau untuk memverifikasi daya Angku. Di sinilah warga desa mulai menyusun siasat agar tetap bisa mendapatkan uang tersebut dan membangun desa.